Ahad 01 Aug 2021 16:42 WIB

Presiden Tunisia Minta Perbankan Turunkan Suku Bunga

Penurunan suku bunga dinilai dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi Tunisia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Presiden Tunisia Kais Saied
Foto: AP Photo/Mosa'ab Elshamy
Presiden Tunisia Kais Saied

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Presiden Tunisia Kais Saied pada Sabtu (31/7) meminta seluruh bank untuk menurunkan suku bunga. Dia mengatakan, tindakan itu diperlukan untuk membantu memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi di negara tersebut.

Dalam pertemuan dengan Asosiasi Bank, Saeid mengatakan orang-orang korup yang telah meninggalkan negara itu di ambang kebangkrutan. Oleh karena itu, Saeid mendesak seluruh perbankan untuk menurunkan suku bunga.

Baca Juga

"Saya mendesak Anda untuk berdiri bersama rakyat Tunisia dengan menurunkan suku bunga sebanyak mungkin. Kami mampu menghadapi semua tantangan, dengan kemampuan kami, dengan bantuan teman-teman kami, tetapi marilah kita mengandalkan diri kita sendiri, dan kita dapat mencapai hasil yang tidak dibayangkan banyak orang,” ujar Saied.

Tunisia mengalami kenaikan beban utang, dan pertumbuhan ekonomi tahun lali menyusut 8,8 perseb secara riil. Tunisia telah memulai pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mencari paket bantuan keuangan. 

Saied sebelumnya telah memberhentikan pemerintahan Perdana Menteri Hichem Mechichi, dan membekukan parlemen. Saied juga mengambil alih otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.

Langkah itu ditolak oleh sebagian besar blok parlemen Tunisia, termasuk partai Islam moderat Ennahda, yang mengecam keputusan Saied dan menyebutnya sebagai kudeta. Beberapa pejabat telah ditangkap di bawah keputusan presiden, termasuk anggota parlemen Maher Zaid dari koalisi Al-Karama.

Presiden Saied menegaskan bahwa, tindakannya bertujuan untuk menyelamatkan negara. Sementara para pengkritiknya menuduh Saeid telah mengatur kudeta. Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara yang berhasil melakukan transisi demokrasi, di kalangan sekelompok negara Arab lainnya seperti Mesir, Libya, dan Yaman. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement