Ahad 01 Aug 2021 11:34 WIB

Perawat Hungaria Tuntut Kenaikan Upah

Hungaria kekurangan dokter dan petugas medis karena gaji rendah

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Selang ventilator tergantung di ruang perawatan intensif Szent Imre Teaching Hospital of the University of Pecs, Budapest, Hungaria.
Foto: Tamas Kovacs/MTI via AP
Selang ventilator tergantung di ruang perawatan intensif Szent Imre Teaching Hospital of the University of Pecs, Budapest, Hungaria.

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Lebih dari 1.000 perawat berkumpul di Budapest, menuntut kenaikan upah. Protes itu digelar usai jajak pendapat menunjukkan banyak perawat yang mempertimbangkan untuk meninggalkan Hungaria untuk gaji yang lebih tinggi.

Hal itu akan membebani sistem kesehatan negara anggota Uni Eropa itu. Seperti banyak negara Eropa timur lainnya, Hungaria juga kekurangan dokter dan petugas medis. Sebab gajinya sangat jauh berbeda di negara-negara Eropa barat.  

Baca Juga

Para perawat memakai kaos warna putih dan membawa balon dengan warga yang sama. Mereka berkumpul di pusat alun-alun Budapest. Ratusan dari mereka datang dari luar kota dan menempuh beberapa jam untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa ini.

"Ketika pembatasan perjalanan pandemi di seluruh Eropa dicabut bisa ada gelombang perawat berhenti bekerja," kata ketua Kamar Tenaga Medis Profesional Hungaria, Zoltan Balogh, Ahad (1/8).

Balogh mengatakan setiap tahunnya ada 400 hingga 500 perawat yang meninggal dunia. Menurut jajak pendapat dari yang digelar lembaganya, bulan lalu lebih dari 1.000 perawat mempertimbangkan untuk meninggalkan Hungaria.

"Kami profesional level menengah yang selalu dilupakan ketika ada kenaikan gaji," kata Ibolya Pinter Gal yang sudah berprofesi sebagai perawat selama lebih dari tiga dekade.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement