Sabtu 31 Jul 2021 15:14 WIB

Banting Tulang & Putar Otak untuk Biaya Pendidikan Anak

Orang tua perlu menyiapkan dana pendidikan untuk anak yang tiap tahun naik.

Tabungan Pendidikan (ilustrasi).
Foto:

Melalui KIP Kuliah Merdeka, pemerintah telah mengubah skema KIP Kuliah pada tahun sebelumnya dengan memberikan bantuan biaya pendidikan (uang kuliah) dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi. Perubahan ini berlaku untuk mahasiswa baru yang menerima KIP Kuliah pada tahun 2021. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akses pada pendidikan tinggi sehingga calon mahasiswa kurang mampu agar memiliki masa depan yang baik.

 

Nadiem menegaskan mahasiswa dibebaskan untuk berkompetisi guna masuk ke program-program terbaik. Mereka yang menerima KIP Kuliah, mereka pasti akan mampu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) universitas tersebut. "Dan biaya hidup di kota besar pun,” kata Nadiem.

Sebagai catatan, anggaran program KIP Kuliah Merdeka pada 2021 dialokasikan sebesar Rp 2,5 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020, yakni sebesar Rp 1,3 triliun.

Nadiem menjelaskan KIP Kuliah Merdeka yang merupakan perluasan program sebelumnya. KIP Kuliah Merdeka ditujukan bagi keluarga yang kurang mampu supaya mendapat akses dan kesempatan lebih luas untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan di kampus terbaik.

Kuncinya bukan program anak untuk masuk kuliah, kita harus memastikan saat mereka lulus kuliah apa yang mereka dapatkan, tetapi mereka mampu masuk kuliah yang terbaik, ke universitas dan prodi-prodi terbaik. "Karena di situlah pekerjaan terbaik menunggu dia begitupun karier," kata Nadiem.

Selain itu, orang tua dan anak bisa berburu beasiswa yang disiapkan sejumlah kampus swasta. Universitas Muhammadiyah Surabaya adalah satu dari sekian banyak kampus yang memberikan beasiswa. Demi mendorong generasi muda Indonesia tetap kreatif dan produktif di era digital, UMS membuka ruang untuk anak muda yang ingin mengeyam bangku kuliah.

Wakil Rektor Bidang Digitalisasi, Kerja Sama, Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Mundakir mengatakan, kita saat ini memasuki era baru dengan cara interaksi kerja yang baru juga. Karena itu dibutuhkan anak-anak muda yang kreatif dalam memanfaatkan sosial media, baik selebgram, vlogger maupun influencer lainnya.

Selain kreatif, kata dia, mereka yang produktif dalam menyampaikan pesan agama yang toleran dan menyejukkan juga tidak kalah penting. Tentunya meraka yang mempunyai pemahaman agama yang mumpuni, baik dari bacaan, hafalan ayat suci Al-Quran dan berbagai tafsir kontemporer. "Mereka semua dibutuhkan untuk merubah wajah Indonesia," kata Mundakir.

Atas dasar itulah, Mundakir berkata, UMS menaruh perhatian kepada anak-anak muda yang kreatif dan produktif di atas. UMS menyediakan beasiswa khusus untuk dua jenis anak muda dengan kriteria tersebut. "Namanya Beasiswa Kader Ulama Muda dan Beasiswa Influencer," ujar Mundakir yang juga menjadi dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan.

Mahasiswa Putus Sekolah

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka kesempatan bagi masyarakat yang sempat putus kuliah karena harus bekerja untuk melanjutkan pendidikannya. Melalui program bantuan pemerintah penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), masyarakat yang putus kuliah karena harus bekerja dapat kembali melanjutkan studinya.

Direktur Belmawa Ditjen Dikti Kemendikbudristek Prof Aris Junaidi, dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis, menjelaskan, RPL merupakan pengakuan atas capaian pembelajaran individu yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, maupun pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal. Melalui program tersebut, kata Aris, individu yang tidak sempat menyelesaikan pendidikannya, baik itu diploma, sarjana dan magister, serta sudah bekerja dapat melanjutkan pendidikan lagi. "Dan terdorong untuk terus belajar sepanjang hayat melalui pendidikan formal di pendidikan tinggi," kata dia.

Aris menjelaskan, syarat untuk bisa mengikuti program tersebut, untuk jenjang SMA, yakni lulusan SMA/sederajat, pernah kuliah atau lulus program D1, D2 dan D3, dan berpengalaman kerja atau pelatihan atau kursus yang sesuai dengan bidang studi. “Pemerintah akan memberikan bantuan subsidi biaya kuliah untuk satu semester,” ujar Aris.

Nantinya tim RPL di perguruan tinggi yang akan menentukan berapa lama semester lagi harus berkuliah untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada 2021, terdapat 63 perguruan tinggi penyelenggara dengan 453 program studi.

Sementara untuk jenjang magister, syarat peserta, yakni lulusan sarjana, sudah memiliki pengalaman kerja atau pelatihan atau kursus, sesuai pilihan bidag studi, dan pernah kuliah program magister, namun tidak selesai. Pemerintah memberikan subsidi biaya kuliah untuk satu semester. Aris menargetkan pada 2021, setidaknya 6.000 mahasiswa dapat melanjutkan pendidikan melalui program tersebut.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement