Sabtu 31 Jul 2021 00:04 WIB

FIGC Desak Pemerintah Italia Izinkan Stadion Terisi Penuh

FIGC mengirimkan surat terbuka kepada Pemerintah Italia terkait kompetisi sepak bola

Presiden FIGC Gabriele Gravina
Foto: figc
Presiden FIGC Gabriele Gravina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi sepak bola Italia, FIGC, mendesak pemerintah setempat untuk mengizinkan stadion diisi penuh oleh penonton untuk membantu kelangsungan industri olahraga mereka di negeri tersebut. Hal itu disampaikan FIGC dalam surat terbuka mereka kepada Pemerintah Italia pada Jumat (30/7), sembari menyatakan bahwa sepak bola Italia tengah membunyikan alarm tanda bahaya.

"Kami berada di persimpangan jalan. Harus ada langkah cepat untuk mencegah krisis sepak bola profesional yang bisa menghentikan aktivitas klub-klub," kata Presiden FIGC Gabriele Gravina sebagaimana dikutip Reuters.

Baca Juga

Saat ini, pemerintah Italia menerapkan aturan yang hanya mengizinkan stadion-stadion olahraga diisi penonton dengan kehadiran maksimum 50 persen kapasitas. Terlebih lagi, hanya para pemilik Kartu Hijau, penanda warga yang sudah tervaksinasi, yang diizinkan masuk ke stadion.

Dalam surat terbukanya, FIGC menyoroti dampak keuangan yang sangat dirasakan klub-klub sepak bola sejak peraturan terkait pencegahan Covid-19 mulai diberlakukan kala pandemi mulai melanda awal 2020. FIGC mengeklaim pembatasan telah membahayakan kelangsungan seluruh sektor dan menjadikannya tidak berkelanjutan.

FIGC mengeklaim bawah dari setiap euro yang diinvestasikan pemerintah Italia ke sepak bola dalam 13 tahun terakhir, berbuah 17,3 euro sebagai imbalannya. Sebab industri itu telah mengumpulkan sekira 14 miliar euro kas pemerintah dalam periode tersebut.

Otoritas sepak bola Italia itu menawarkan sejumlah kebijakan baru termasuk membuka stadion secara penuh untuk pemegang Kartu Hijau, perubahan aturan pajak dan penangguhan larangan sponsor perusahaan taruhan untuk klub.

"Dalam pembicaraan dengan beberapa institusi, kami telah menyoroti bahwa krisis ini hasil aturan darurat kesehatan dan tindakan pembatasan turunannya, yang menimbulkan krisis likuiditas keuangan signifikan di sepak bola profesional. Itu semua telah membuat sektor yang banyak membantu berkontribusi terhadap kebangkitan ekonomi dan sosial menjadi bertekuk lutut," kata Presiden Operator Serie A Paolo Dal Pino.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement