Jumat 30 Jul 2021 16:12 WIB

Baznas Jateng Salurkan 60 Ton Oksigen ke RS Rujukan Covid-19

Penanganan pandemi di Jateng tak melulu mengandalkan anggaran dari pemerintah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama dengan Ketua Baznas Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji saat menyerahkan bantuan oksigen untuk keperluan medis di RSUD Tugurejo, Kota Semarang, Jumat (30/7). Baznas Jawa Tengah menyalurkan bantuan 60 ton oksigen untuk 10 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah.
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama dengan Ketua Baznas Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji saat menyerahkan bantuan oksigen untuk keperluan medis di RSUD Tugurejo, Kota Semarang, Jumat (30/7). Baznas Jawa Tengah menyalurkan bantuan 60 ton oksigen untuk 10 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dalam mendukung penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Tengah, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng menyalurkan bantuan oksigen medis 60 ton untuk rumah sakit penanganan pasien Covid-19. Bantuan senilai kurang lebih Rp 255 juta tersebut disalurkan kepada 10 rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di wilayah Provinsi Jateng

Masing-masing RSJD Dr RM Soedjarwadi, RSUD Moewardi, RSJD Surakarta, RSUD Tugurejo, RSJD Dr Amino Gondohutomo, RSUD Kelet, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, RSI Sultan Agung Semarang, RS Roemani Semarang, dan RSI NU Demak. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di sela penyerahan bantuan tersebut mengungkapkan, penanganan pandemi di Jateng tak melulu mengandalkan anggaran dari pemerintah.

Berbagai sumber juga dioptimalkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. “Salah satunya dari Baznas Jateng yang mengelola zakat umat ini,” ungkapnya, Jumat (30/7).

Selain bantuan oksigen sebanyak 60 ton, lanjutnya, Baznas setempat juga menyalurkan bantuan 16 mesin pengolah sampah untuk 16 pondok pesantren (ponpes) dengan nilai total bantuan Rp 236 juta. Menurutnya, bantuan oksigen ke rumah sakit rujukan pasien Covid-19 untuk saat ini memang sangat dibutuhkan, seiring dengan tingginya BOR di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19.

Ganjar menambahkan, di tengah keterbatasan yang ada, optimalisasi sumber anggaran lain memang sangat penting saat ini. Terlebih Menteri Dalam Negeri (Mendagri) juga sudah meminta semua anggaran segera dicairkan untuk mendukung penanganan Covid-19.

Tetapi, lanjutnya, ada juga beberapa di antaranya yang dari awal tidak menganggarkan, misalnya soal kebutuhan oksigen. “Pertanyaannya, ketika tidak dianggarkan, apakah kita harus mati langkah? Tentu saja tidak,” jelasnya.

Namun karena sifatnya darurat maka bisa menggunakan sumber lain seperti CSR maupun kegiatan-kegiatan filantropi, dan lainnya. “Dan kekuatan terbesar di Jateng soal itu adalah Baznas,” tambahnya.

Selama ini, kata gubernur, Baznas memang menjadi salah satu andalan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di tengah masyarakat. Bahkan di hampir OPD di lingkungan Pemprov Jateng, semuanya memiliki Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan di tingkat sektoral.

“Saya senang, karena pengelolaan Baznas Jateng jauh lebih modern, peruntukannya tidak hanya untuk kegiatan amal saja, tapi juga dimanfaatkan untuk bantuan-bantuan yang sifatnya produktif seperti ini," tegasnya.

Khusus terkait bantuan alat pengolah sampah bagi 16 pondok pesantren, juga disebutkan gubernur sangat tepat untuk dioptimalkan bagi kepentingan lingkungan. “Kalau santrinya dikasih keterampilan pengolahan sampah dan dikasih mesinnya, maka kami harap mereka bisa lebih produktif. Selain menyelesaikan problem sampah, alat ini juga bisa digunakan untuk mengolah pakan ternak, sehingga bisa bermanfaat bagi sektor yang lain,” ujar dia.

Adapun ke-16 pondok pesantren penerima bantuan alat pengolah sampah ini meliputi Ponpes Sirojul Mukhlasin I, Magelang, Ponpes API ASRI Magelang, Ponpes Al Fadlu, Kendal, Ponpes APIK, Kendal, Ponpes Al Hikmah 2, Brebes, Ponpes Al Hasaniyah, Brebes, dan Ponpes Al Iman, Purworejo,

Selain itu juga Ponpes An Nawawi, Purworejo, Ponpes Minhajut Tholabah, Purbalingga, Ponpes Al Itqon, Semarang, Ponpes Raudlatul Falah, Pati, Ponpes Khizinatul Ulum, Blora, Ponpes Girikesumo, Demak, Ponpes Rohdlotus Mubtadiin Balekambang, Jepara, Ponpes Darul Falah 2, Kudus, dan Ponpes Darur Ridhwan al Fadholi, Pati.

Direktur RSUD Tugurejo, Semarang, Haryadi mengatakan, bantuan oksigen dari Baznas itu sangat membantu dalam penanganan Covid-19. Sebab sebagai rumah sakit rujukan, beberapa waktu lalu persoalan oksigen memang cukup menjadi perhatian.

Seiring dengan penurunan kasus Covid-19 saat ini hunian tempat tidur di RSUD Tugurejo juga terus berkurang. Dari 199 tempat tidur yang ada saat ini hanya  terisi 77 pasien saja.

Kendati begitu, oksigen medis bagi pelayanan di rumah sakitnya juga masih sangat dibutuhkan. “Jadi dengan adanya bantuan oksigen dari Baznas ini maka kebutuhan oksigen di RSUD Tugurejo bakal semakin aman,” tegasnya.

Sedangkan perwakilan Ponpes Al Hikmah 2 Brebes, Imaduddin, usai menerima bantuan alat pengolah sampah mengatakan, bantuan tersebut memang sangat dibutuhkan. Sebab salah satu masalah yang dihadapi pesantren saat ini adalah soal penanganan sampah.

Ia menuturkan, bantuan mesin pengolah sampah bantuan Baznas akan dioptimalkan untuk membereskan persoalan sampah di lingkungan pondok pesantrennya. Selain itu, mesin bantuan tersebut juga bisa digunakan untuk pengolahan pakan ternak.

Sehingga ke depan, pondok pesantren akan bekerja sama dengan masyarakat sekitar agar bisa dimanfaatkan lebih luas. “Ini tepat sekali, karena pesantren itu salah satu masalahnya adalah sampah. Nantinya kami juga akan bersinergi dengan masyarakat sekitar untuk menangani persoalan sampah termasuk kebutuhan pakan ternak,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement