Jumat 30 Jul 2021 11:16 WIB

Transaksi Digital Banking BSI Capai Rp 95,13 Triliun

Hal ini sejalan pertumbuhan jumlah pengguna mobile banking.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatatkan nilai transaksi kanal digital sebesar Rp 95,13 triliun pada semester satu 2021.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatatkan nilai transaksi kanal digital sebesar Rp 95,13 triliun pada semester satu 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatatkan nilai transaksi kanal digital sebesar Rp 95,13 triliun pada semester satu 2021. Adapun kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile naik 83,56 persen year on year (yoy). 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, sepanjang Januari-Juni 2021 volume transaksi BSI Mobile sebesar Rp 41,99 triliun. Hal ini sejalan pertumbuhan jumlah pengguna mobile banking sebanyak 2,5 juta pengguna.

Baca Juga

Volume transaksi BSI Mobile mencapai Rp 41,99 triliun atau tumbuh 109,82 persen. "BSI akan terus meningkatkan kapabilitas digital karena volume transaksi kanal digital BSI tumbuh signifikan sepanjang triwulan kedua 2021," ujar Hery saat konferensi pers virtual, Jumat (30/7).

Hery mengungkapkan, jumlah pengguna mobile banking tumbuh 109,82 persen secara tahunan (yoy). Hal ini didorong oleh jumlah pengguna mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.

Dari sisi bisnis, pada semester satu 2021 bank syariah milik Himbara itu telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 161,5 triliun. Adapun jumlah tersebut naik 11,73 persen dari periode yang sama pada 2020 sebesar Rp 144,5 triliun. 

Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer sebesar Rp 75 triliun atau setara 46,5 persen dari total pembiayaan. Adapun segmen korporasi sebesar Rp 36,7 triliun atau sekitar 22,8 persen. Kemudian segmen UMKM sebesar Rp 36,8 triliun setara 22,9 persen dan sisanya segmen komersial sebesar Rp 10 triliun atau sekitar 6,2 persen. 

Pada separuh pertama tahun ini, perusahaan pun tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Hal ini terbukti dengan tren penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23 persen pada semester satu 2020 menjadi 3,11 persen pada enam bulan pertama tahun ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement