Kamis 29 Jul 2021 18:22 WIB

PM Thailand: Kasus Covid-19 akan Mereda dalam Enam Pekan

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha berharap kasus Covid-19 dapat mereda

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memegang sampel vaksin Sinovac.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memegang sampel vaksin Sinovac.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha berharap kasus Covid-19 dapat mereda dalam empat hingga enam pekan ke depan. Di sisi lain, masyarakat khawatir angka kasus infeksi terus melonjak.

"Berdasarkan bukti medis saat ini, saya berharap situasi akan membaik dalam empat sampai enam bulan ke depan," kata salah sumber mengutip kata-kata perdana menteri seperti dilaporkan Bangkok Post, Kamis (29/7).

Baca Juga

Hal ini Prayuth sampaikan dalam rapat virtual saat angka kasus infeksi di Thailand kembali tembus rekor. Rabu (28/7) kemarin angka positif Covid-19 di negara itu bertambah 16.533 kasus sementara kasus kematian bertambah 133.

"Namun saya khawatir mengenai penggunaan perangkat antigen di masyarakat. Saya tidak yakin apakah mereka tahu bagaimana menggunakannya dengan tepat," kata Prayuth seperti yang dilaporkan sumber.

Dalam kapasitasnya sebagai direktur Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) Prayuth menggelar rapat virtual dengan 12 gubernur zona 'hitam'. Zona hitam meliputi provinsi Pathum Thani, Chon Buri, Nonthaburi, Nakhon Pathom, Samut Sakhon, Ayutthaya, Chanchoengsao, Samut Prakan, Pattani, Narathiwat, Yala, dan Songkha.

Juru bicara pemerintah Thailand, Anucha Burapachaisri, mengatakan rapat darurat ini digelar karena Prayuth ingin memahami cara para gubernur mengatasi situasi pandemi Covid-19. Deputi Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul dan sejumlah lembaga terkait mengikuti rapat ini tapi gubernur Bangkok tidak.

Prayuth meminta para gubernur memberitahu perkembangan terbaru masalah mereka agar pemerintah pusat dapat melangkah maju untuk mengatasinya. Mereka juga diinstruksikan untuk memantau dan mencegah penularan yang disebabkan lalu lintas antarprovinsi.

Selama rapat, setiap gubernur melaporkan bagaimana mereka mengatasi infeksi Covid-19. Gubernur Chachoengsao menggunakan metode penyegelan untuk mengendalikan infeksi di pabrik-pabrik dan tempat tinggal buruh yang menjadi klaster di provinsi tersebut.

Gubernur Chachoengsao mengatakan sejumlah pabrik diminta tutup selama 14 hari. Dalam rapat tersebut disepakati provinsi-provinsi yang mengalami wabah Covid-19 di pabrik-pabrik harus menerapkan metode penyegelan.

Sumber mengatakan dalam rapat tersebut Prayuth bertanya pada para gubernur apakah angka kasus infeksi di provinsi mereka sudah ada yang turun. Akan tetapi tidak ada yang menjawab.

Sumber itu menambahkan Prayuth meminta mereka harus mempublikasikan angka orang yang sembuh dan keluar dari rumah sakit. Dengan demikian masyarakat tahu ada ranjang rumah sakit yang tersedia bagi pasien baru.

Anucha menambahkan dalam rapat itu Prayuth menegaskan pemerintah pusat tidak akan tinggal diam. Prayuth akan menugaskan Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk menyesuaikan kebijakannya untuk merawat pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.

Anucha mengatakan Prayuth menegaskan Thailand tidak kekurangan pasokan obat-obatan dan tangki oksigen. Ia berjanji akan membantu semua provinsi. Ia yakin vaksin Covid-19 akan didistribusikan ke setiap provinsi sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement