Kamis 29 Jul 2021 15:48 WIB

Bagas Prastyadi Ambil Pelajaran dari Kegagalan di Olimpiade

Olimpiade Tokyo 2020 bahkan adalah kompetisi multievent pertama bagi Bagas.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Atlet panahan Indonesia Bagas Prasetyadi.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Atlet panahan Indonesia Bagas Prasetyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bisa berkompetisi melawan atlet dari berbagai negara menjadi pengalaman paling menarik yang dirasakan Bagas Prasetyadi setelah langkahnya di Olimpiade Tokyo 2020 terhenti di babak penyisihan 32 besar di Yumenoshima Final Field, Kamis (29/7). Bagas kalah dari atlet Australia, Taylor Worth, dalam tiga set langsung, menyusul Arif Dwi Pangestu yang sudah tersingkir dua hari sebelumnya.

Di set pertama, Bagas kalah 25-26, dan dia tak mampu mengimbangi dua bidikan sempurna Worth di set kedua saat kalah 26-29.

Bidikan Bagas membaik di set ketiga dengan dua bidikan 9 dan satu bidikan 10, tapi dua bidikan 10 dari Worth mengakhiri perlawanan Bagas. Atlet berusia 19 tahun ini mengakui dirinya masih harus banyak berlatih lagi untuk menghadapi berbagai situasi.

''Saya harus banyak berlatih lagi di cuaca ekstrem seperti ini, khususnya di tempat yang berangin besar. Di sini anginnya besar dan datang dari segala arah,'' kata Bagas, dikutip dari NOC Indonesia.

Dengan usia yang masih muda, Bagas belum memiliki banyak pengalaman bertanding dalam kompetisi internasional. Kualifikasi Olimpiade di Paris pada bulan lalu menjadi pengalaman internasional pertamanya. Olimpiade Tokyo 2020 bahkan adalah kompetisi multievent pertamanya.

Karena itu, Bagas mengakui pengalaman yang paling menarik adalah bertanding melawan atlet-atlet dari negara lain. Menurutnya, bertanding melawan atlet dari negara lain berbeda dibandingkan dengan saat bertanding dengan sesama atlet Indonesia. ''Selain itu secara fisik juga berbeda. Mereka lebih tinggi,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement