Kamis 29 Jul 2021 14:48 WIB

BMKG Deteksi Tujuh Titik Panas di NTT

Tingkat kepercayaan titik panas sebesar 80 persen.

Pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roesmin Pekanbaru, terbang diatas lahan yang terbakar di Koto Tuo, Kampar, Riau, Rabu (21/7/2021). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roe
Pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roesmin Pekanbaru, terbang diatas lahan yang terbakar di Koto Tuo, Kampar, Riau, Rabu (21/7/2021). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi tujuh titik panas (hotspot) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 28 dan 29 Juli 2021. "Tujuh titik panas tersebar di Kabupaten Kupang, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi dalam keterangannya di Kupang, Kamis (29/7).

Secara rinci, tujuh titik panas tersebut terbagi menjadi tiga titik panas di Kabupaten Kupang, tiga titik panas di Sumba Timur, dan satu titik di Sumba Barat Daya. Titik panas terpantau berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP, dan NOAA20 oleh Lapan.

"Tingkat kepercayaan di atas 80 persen," tambahnya.

Agung menjelaskan satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilometer persegi. Sementara pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi dua hingga empat kali per hari. Pada wilayah yang tertutup awan, kata Agung, hotspot tidak dapat terdeteksi. Selain itu, kekeringan dan embusan angin kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut.

Lebih lanjut, dia mengatakan citra satelit hanya menilai anomali reflekstifitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas (hotspot). "Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement