Kamis 29 Jul 2021 12:44 WIB

Kemenkes Sebut Kota Bekasi Peringkat Pertama Kasus DBD

Kota Bekasi menduduki urutan pertama dengan 796 kasus demam berdarah dengue.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Didik Budijanto.
Foto: Dok BNPB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Didik Budijanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima kota/kabupaten di Indonesia mendominasi angka kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) tertinggi pada pekan ke-25 Juni 2021 versi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Yang jelas memang ada peningkatan DBDatau juga ada penurunan di daerah lain. Tapi biasanya siklusnya itu turun, kemudian nanti naik lagi pada November, Desember, dan puncaknya biasanya pada bulan Maret atau April," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Didik Budijanto di Jakarta, Kamis (29/7).

Dia menyebut, Kota Bekasi (Jawa Barat), menduduki peringkat pertama kasus DBD di Indonesia, sebanyak 796 kasus. Angka itu didapat berdasarkan laporan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes pada pembaruan data terakhir di laman resmi Facebook P2PTVZ Kemenkes.

Kabupaten Buleleng (Bali) menempati posisi kedua sebanyak 770 kasus, di posisi ketiga Kota Kupang (NTT) sebanyak 511 kasus, Karawang, Jawa Barat di posisi empat sebanyak 494 kasus, dan Kota Jakarta Timur (DKI Jakarta) berada di urutan kelima dengan 464 kasus.

Menurut Didik, kasus DBD hingga pekan ke-25 mencapai 19.156 kasus yang dilaporkan 405 dari total 477 kabupaten/kota di Indonesia. Sebanyak 160 pasien di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Dia menyebut, terdapat penambahan kasus 1.406 pasien. Adapun penambahan jumlah kematian DBD sebanyak empat kematian dari Kabupaten Timor Tengah Utara satu kasus, Kabupaten Ende satu kasus, Kabupaten Rote Ndao satu kasus, dan Kabupaten Sumba Barat Daya satu kasus. "Jumlah kabupaten/kota terjangkit 405 di 33 provinsi," kata Didik.

Proporsi pasien didominasi kelompok usia 15-44 tahun sebanyak 38 persen dan 5-14 tahun mencapai 37,39 persen. Pada periode yang sama 2020, angka kasus yang dilaporkan mencapai 108.303 kasus. Sebanyak 747 di antaranya meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement