Rabu 28 Jul 2021 20:18 WIB

Proses Daur Ulang di Masa PPKM

.

Red: Yogi Ardhi

Petugas mengemas olahan sampah organik di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Merdeka 2, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan level 4, pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik meningkat karena banyaknya warga yang bekerja dari rumah. (FOTO : ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

Petugas mengemas olahan sampah organik di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Merdeka 2, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan level 4, pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik meningkat karena banyaknya warga yang bekerja dari rumah. (FOTO : ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

Pekerja menjemur arang batok kelapa untuk diolah menjadi briket di Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (28/7/2021). Produksi briket dari arang batok kelapa yang mencapai 10 ton per bulan tersebut untuk memenuhi sejumlah rumah makan di Pulau Sulawesi dan permintaan ekspor ke Timur Tengah dengan harga Rp7.500 per kilogram. (FOTO : ANTARA/AKBAR TADO)

Pekerja membakar batok kelapa untuk diolah menjadi bahan baku briket di Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (28/7/2021). Produksi briket dari arang batok kelapa yang mencapai 10 ton per bulan tersebut untuk memenuhi sejumlah rumah makan di Pulau Sulawesi dan permintaan ekspor ke Timur Tengah dengan harga Rp7.500 per kilogram. (FOTO : ANTARA/AKBAR TADO)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Petugas mengemas olahan sampah organik di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Merdeka 2, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan level 4, pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik meningkat karena banyaknya warga yang bekerja dari rumah.

Pekerja menjemur arang batok kelapa untuk diolah menjadi briket di Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (28/7/2021). Produksi briket dari arang batok kelapa yang mencapai 10 ton per bulan tersebut untuk memenuhi sejumlah rumah makan di Pulau Sulawesi dan permintaan ekspor ke Timur Tengah dengan harga Rp7.500 per kilogram. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement