Rabu 28 Jul 2021 18:45 WIB

GMF Fokus Pemulihan Finansial

GMF berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar 258,3 juta dolar AS pada 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
GMF AeroAsia
GMF AeroAsia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) Tbk memastikan akan fokus pada strategi pemulihan finansial secara berkelanjutan. Direktur Utama GMF I Wayan Susena mengatakan GMF juga akan mendiversifikasi bisnis dan operational excellence bagi pelanggan. 

"GMF diharapkan mampu menjaga keberlangsungan usaha dan mewujudkan visi barunya sebagai perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pada tahun 2024 mendatang,” kata Susena, Rabu (28/7). 

Dia mengatakan, strategi-strategi pemulihan kinerja juga merupakan bentuk tindak lanjut atas opini auditor. Susena mengatakan, opini tersebut tidak menyatakan pendapat didasari oleh ketidakpastian material atas likuiditas grup sebagai imbas dari pembatasan perjalanan maskapai sebagai pelanggan utama GMF akibat pandemi Covid-19. 

"Manajemen grup telah mengambil langkah yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi keuangan, namun belum sepenuhnya terealisasi," ujar Susena. 

Susena memastikan, GMF tetap mengapresiasi independensi auditor dalam menyampaikan opini berdasarkan pelaksanaan audit laporan keuangan untuk tahun buku 2020 yang dilaksanakan sesuai standar audit yang berlaku. Menanggapi hal tersebut, Susena mengatakan GMF menjadikan 2021 sebagai momentum dalam melakukan pembenahan secara komprehensif untuk mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan perusahaan. 

Dia tidak memungkiri sektor perawatan pesawat komersil masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan. Hal tersebut terlihat dalam Laporan keuangan audited tahun buku 2020.

Susena mengatakan GMF berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar 258,3 juta dolar AS. "Pendapatan tersebut mayoritas dikontribusikan oleh sub usaha reparasi dan overhaul sebesar 175,1 juta dolar AS, kemudian disusul oleh sub-usaha perawatan sebesar 52,6 juta dolar AS, dan pendapatan dari sub-usaha operasi lainnya sebesar 26 juta dolar AS," jelas Susena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement