Rabu 28 Jul 2021 18:36 WIB

AS: Afghanistan akan Jadi Negara Paria Jika Taliban Berkuasa

Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi: Tentara Afghanistan dalam operasi mengambil alih distrik Ghormach Provinsi Faryab dari kekuasaan Taliban.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Afghanistan dalam operasi mengambil alih distrik Ghormach Provinsi Faryab dari kekuasaan Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Afghanistan akan menjadi negara paria jika Taliban mengambil alih negara tersebut dengan paksa. Saat ini Taliban diketahui mulai menguasai kembali sebagian wilayah Afghanistan.

“Afghanistan yang tidak menghormati hak-hak rakyatnya, Afghanistan yang melakukan kekejaman terhadap rakyatnya sendiri akan menjadi negara paria,” kata Blinken di sela-sela kunjungannya ke India pada Rabu (28/7), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Situasi keamanan di Afghanistan adalah salah satu topik yang bakal dibahas Blinken dalam pertemuannya dengan pejabat-pejabat India. Keberhasilan Taliban menguasai wilayah-wilayah perbatasan telah memicu kekhawatiran negara-negara tetangga Afghanistan, termasuk Pakistan dan Tajikistan.

Presiden AS Joe Biden telah memutuskan menarik semua personel militer AS dari Afghanistan. Proses penarikan dijadwalkan tuntas pada 11 September mendatang. Hal itu sekaligus memperingati dua dekade serangan terhadap gedung Trade World Center (WTC) di New York pada 2001.

Kendati demikian, di tengah proses penarikan, AS masih akan membantu pasukan Afghanistan dalam memerangi Taliban. “AS telah meningkatkan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan selama beberapa hari terakhir dan kami siap melanjutkan tingkat dukungan yang lebih tinggi ini dalam beberapa pekan mendatang jika Taliban melanjutkan serangan mereka,” kata Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie dalam sebuah konferensi pers di Kabul pada Ahad (25/7) seperti dikutip laman Aljazirah.

McKenzie, yang memimpin US Central Command, menolak mengatakan apakah pasukan AS akan tetap melanjutkan serangan udara setelah misinya di Afghanistan berakhir pada 31 Agustus mendatang. “Pemerintah Afghanistan menghadapi ujian berat di hari-hari mendatang. Taliban berusaha menciptakan perasaan tak terhindarkan tentang kampanye mereka,” ucapnya seraya menambahkan bahwa kemenangan Taliban tak dapat dihindari dan solusi politik tetap menjadi kemungkinan.

Saat AS tengah melakukan penarikan pasukan dari Afghanistan, Taliban mulai melancarkan kampanye serangan. Pentagon memperkirakan, saat ini Taliban telah menguasai separuh dari 419 distrik di Afghanistan. Mereka pun menekan 17 dari 34 ibu kota provinsi, tapi belum menguasainya.

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement