Rabu 28 Jul 2021 17:25 WIB

Jaga Kinerja, GMF Masih Lakukan Efisiensi

Kebijakan efisiensi sudah dilakukan GMF sejak tahun 2020.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, dengan menggunakan cairan desinfektan  berkadar alkohol 70 persen.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, dengan menggunakan cairan desinfektan berkadar alkohol 70 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) Tbk memastikan pada tahun ini masih melakukan efisiensi untuk menjaga kinerja perusahaan di tengah pandemi Covid-19. Direktur Utama GMF I Wayan Susena mengatakan selain menggenjot pendapatan usaha, efisiensi tetap dilakukan untuk menurunkan beban usaha. 

"Efisiensi dilkukan pada aspek beban pegawai, material, subkontrak maupun beban operasional lainnya," kata Susena dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (28/7). 

Dia menuturkan, efisiensi yang juga dilakukan pada 2020 berhasil menekan beban-beban tersebut secara total hingga 25 persen dari tahun sebelumnya. Melihat kondisi industri aviasi yang masih menantang, kata Susena, efisiensi masih akan terus dijalankan pada tahun 2021.

Susena menambahkan, GMF juga telah menyiapkan dan menerapkan sejumlah langkah strategis lainnya. "Ini untuk memitigasi dampak pandemi dan menjaga kesinambungan usaha," tutur susena. 

Dia mengatakan, di tingkat uncertainty dan complexity yang masih cukup tinggi, GMF tengah fokus menjaga arus kas dan likuiditas. Menurutnya, langkah tersebut diwujudkan melalui pengelolaan piutang dan cash, penundaan belanja modal pada proyek non prioritas, efisiensi biaya operasional, dan penyesuaian beban usaha, renegosiasi kontrak vendor. 

"GMF juga melakukan restrukturisasi utang dengan kreditur-kreditur atas pinjaman yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,” tutur Susena. 

Dia memastikan, GMF juga membuka peluang bagi perusahaan lessor secara langsung maupun operator airlines lewat kerja sama tiga pihak atau tripartite agreement. Hal tersebut menurutnya bertujuan untuk meningkatkan cash in bagi GMF di tengah kondisi operator airlines yang mengalami kondisi pendanaan.

"Lewat skema tersebut, hingga bulan Juni 2021, GMF mencatatakan pertumbuhan pendapatan lebih dari 200 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya untuk pekerjaan redelivery oleh customer lessor," ungkap Susena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement