Rabu 28 Jul 2021 15:46 WIB

BTPN Cetak Laba Bersih Rp 1,64 Triliun di Semester I 2021

Perolehan laba bersih BTPN pada semester I 2021 tumbuh 47 persen yoy.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
 Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)
Foto: Antara
Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk mencatatkan kinerja yang positif sepanjang semester I 2021 di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian situasi pandemi global yang masih berlanjut. Kinerja tersebut tergambar dari berbagai indikator utama.

Laba bersih Bank BTPN Tbk tumbuh 47 persen year-on-year (yoy) pada Semester I 2021. Laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 1,64 triliun pada enam bulan pertama 2021 dari Rp1,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Kami melihat optimisme terhadap perbaikan ekonomi yang akan kembali pulih seiring dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang mendapat vaksin,” kata Direktur Utama Ongki Wanadjati Dana melalui siaran pers, Rabu (28/7). 

Pertumbuhan laba ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 4 persen yoy, meningkat menjadi Rp5,59 triliun dalam enam bulan pertama 2021 dibanding Rp5,37 triliun setahun sebelumnya. 

Pendapatan operasional lainnya juga tumbuh 5 persen yoy menjadi Rp 960 miliar dari Rp 913 miliar, yang terutama berasal dari peningkatan pendapatan fee. Bank BTPN juga berhasil menjaga efisiensi operasional usaha, sehingga beban biaya operasional relatif sama dengan tahun lalu. 

Pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank BTPN ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 40 persen yoy jadi Rp1,88 triliun pada enam bulan pertama 2021. Hal ini sejalan dengan tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga menurun.  

Penurunan beban bunga juga tercermin dari meningkatnya saldo dan rasio Current Account Saving Account (CASA). Bank BTPN mencatat CASA, atau sumber dana murah, di level sekitar Rp28,29 triliun pada akhir Juni 2021, naik 4 persen yoy dari Rp27,23 triliun, sementara time deposit turun 8 persen yoy menjadi sekitar Rp68,36 triliun.  

Dengan demikian rasio CASA meningkat menjadi 29,3 persen pada akhir Juni 2021 dari 26,9 persen pada periode yang sama tahun lalu. Secara total, dana pihak ketiga Bank BTPN turun 5 persen yoy menjadi Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 dari Rp101,40 triliun. 

"Penurunan dana pihak ketiga sejalan dengan upaya Bank BTPN untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit. Dengan permintaan kredit yang masih rendah akibat dampak dari pandemi, total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2021 turun 10 persen yoy ke posisi Rp135,57 triliun," terang Ongki.  

Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross NPL yang berada di level 1,46 persen, masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Mei 2021. 

Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 237,8 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 116,1 persen per 30 Juni 2021. Perseroan mencatat penurunan aset sebesar 5 persen (yoy), dari Rp 185,19 triliun menjadi Rp 175,93 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,4 persen. 

Bank BTPN juga terus meningkatkan keandalan Jenius. Jumlah pengguna Jenius tumbuh sebesar 22 persen (yoy) menjadi lebih dari 3,3 juta, dengan jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 44 persen yoy menjadi Rp 15,4 triliun pada akhir semester I 2021. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement