Rabu 28 Jul 2021 12:39 WIB

KSP: Kabupaten Bandung Masih Kekurangan Oksigen Medis

KSP menurunkan tim untuk memantau langsung perkembangan di lapangan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan fakta bahwa Kabupaten Bandung di Jawa Barat masih kekurangan pasokan oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19. Hal ini terungkap dalam dialog antara KSP dengan sejumlah pelaku distribusi oksigen medis dan manajemen rumah sakit di wilayah tersebut. (Foto ilustrasi: Tabung oksigen)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan fakta bahwa Kabupaten Bandung di Jawa Barat masih kekurangan pasokan oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19. Hal ini terungkap dalam dialog antara KSP dengan sejumlah pelaku distribusi oksigen medis dan manajemen rumah sakit di wilayah tersebut. (Foto ilustrasi: Tabung oksigen)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan fakta bahwa Kabupaten Bandung di Jawa Barat masih kekurangan pasokan oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19. Hal ini terungkap dalam dialog antara KSP dengan sejumlah pelaku distribusi oksigen medis dan manajemen rumah sakit di wilayah tersebut. 

"Beberapa titik di Kab Bandung yang kami datangi, pasokan obat terapi Covid-19 terkendali. Multivitamin dan vaksin juga aman. Hanya saja pasokan oksigen kurang dari cukup," kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dalam keterangan pers, Rabu (28/7). 

Baca Juga

Abraham menyampaikan, KSP sudah menurunkan tim untuk memantau secara langsung perkembangan di lapangan. Tim ini bertugas memastikan ketersediaan oksigen dan obat-obatan untuk menunjang kesembuhan pasien Covid-19, serta melihat progres vaksinasi terhadap masyarakat.

Merespons kelangkaan oksigen di Kabupaten Bandung, Abraham mengaku telah berkoordinasi dengan Posko Oksigen Jabar untuk mempercepat distribusi oksigen cair dan tabung ke rumah sakit di wilayah itu. 

Para pelaku distribusi oksigen medis di Kabupaten Bandung yang ditemui oleh KSP mengatakan bahwa kelangkaan oksigen sudah terjadi dalam 2 minggu terakhir seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat.

"Saya sudah mengatakan ke para pelanggan dan saya meminta maaf karena saya sudah menyerah, dalam artian sudah tidak ada pasokan oksigen dan saya tidak bisa melakukan apapun," kata Irwan, salah satu penyedia jasa isi ulang oksigen di Bandung.

Menurut Irwan, hampir semua pedagang oksigen di Kabupaten Bandung mengalami hal yang serupa yakni kehabisan stok oksigen dan kesulitan dalam memenuhi antrian permintaan terutama dari pasien Covid-19.

"Saya memiliki 8 outlet oksigen di Bandung dan semuanya terpaksa ditutup karena tidak ada lagi pasokan oksigen. Bahkan ada dua pelanggan saya yang telah meninggal dunia akibat Covid-19 dan tidak mendapatkan pasokan oksigen," kata Irwan.

Irwan yang sudah menekuni bisnis isi ulang oksigen selama 5 tahun ini pun mengakui terjadi lonjakan harga tabung dan regulator sejak pandemi terjadi. Isi ulang oksigen per meter kubik yang seharusnya dijual seharga Rp 35.000 hingga Rp 40.000 bisa dijual hingga dua kali lipat oleh para pedagang.

Kelangkaan oksigen juga diungkapkan oleh humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, di Kabupaten Bandung Arif Rahman. "Hanya oksigen yang kami kesulitan. Tempat tidur dan obat relatif tidak ada kendala," kata Arif.

Ketua Posko Oksigen Jabar Hanif Dahlan mengaku sudah berkoordinasi dengan KSP mengenai kelangkaan oksigen cair di Kabupaten Bandung dan sekitarnya. Hanif mengungkapkan bahwa Posko Oksigen Jabar akan mengupayakan percepatan pengadaan oksigen cair dengan memprioritaskan ketersediaan oksigen di rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement