Selasa 27 Jul 2021 21:44 WIB

Ini Upaya Capai Target 1 Juta Barel Minyak Pada 2030

Pemerintah meminta SKK Migas mengawal rencana strategis hulu migas.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pemerintah menyiapkan strategi untuk mencapai target produksi minyak bumi satu juta barel per hari.
Foto: Kementerian ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pemerintah menyiapkan strategi untuk mencapai target produksi minyak bumi satu juta barel per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2021 adalah tahun yang cukup menantang bagi industri minyak dan gas bumi (migas). Walau demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap tahun ini dapat menjadi tahun pembuktian ketangguhan industri hulu migas dalam mempertahankan produksi migas.

"Saya meminta agar SKK Migas dapat mengawal rencana strategis hulu migas, sehingga target produksi migas Indonesia pada tahun 2030 untuk mencapai 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 ribu mmscf gas bumi per hari tercapai," ujar Arifin.

Baca Juga

Arifin pun menyampaikan empat strategi utama yang perlu dilakukan dan diupayakan oleh seluruh pelaku industri hulu migas dalam mencapai target pada 2030 tersebut. Pertama, mempertahankan level produksi saat ini melalui optimasi produksi pada lapangan eksisting.

"Melalui manajemen yang baik, pelaksanaan program kerja yang agresif, masif serta efektif dan efisien, transisi Wilayah Kerja alih kelola secara cepat dan efektif, serta reaktivasi lapangan tidak berproduksi, menjadi kunci untuk menahan laju penurunan produksi alamiah di berbagai lapangan migas dengan kondisi mature/brownfield," tutur Arifin.

Upaya yang kedua, lanjutnya, melalui transformasi contingent resources menjadi produksi melalui pengawasan dan pengendalian yang baik terhadap pelaksanaan rencana pengembangan lapangan yang telah disetujui hingga percepatan monetisasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan. "Selain itu, diperlukan pula perhatian khusus untuk pengembangan migas non-konvensional di Indonesia," tambahnya.

Ketiga, percepatan penerapan pemroduksian tahap lanjut baik secondary maupun tertiary recovery yang diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi tambahan produksi minyak bumi nasional. Untuk mewujudkan cita-cita di tahun 2030, maka beberapa proyek EOR harus segera direncananakan dan dieksekusi.

"Pemerintah juga mendorong KKKS untuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak lain yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan EOR," kata Arifin.

Upaya keempat adalah peningkatan dan percepatan eksplorasi. Hal tersebut menjadi strategi yang tidak kalah penting dalam upaya peningkatan produksi migas nasional.

"Pemerintah akan senantiasa mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan kualitas data migas secara terintegrasi. Langkah itu dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan investasi hulu migas di Indonesia," kata Arifin.

Selain itu, Pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) di wilayah terbuka serta keterbukaan akses data hulu migas juga menjadi salah satu upaya kunci untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi hulu migas di Indonesia. Arifin meminta SKK Migas untuk terus melanjutkan perbaikan tata kelola hulu migas agar lebih efisien dan efektif, sehingga dapat mencapai target yang maksimal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement