Selasa 27 Jul 2021 13:51 WIB

Korban Terakhir Kondominium Runtuh Florida Teridentifikasi

Selama 33 hari tim pencari mengeluarkan lusinan mayat dari reruntuhan kondominium

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Apartemen 12 lantai yang rubuh di Florida. Selama 33 hari tim pencari mengeluarkan lusinan mayat dari reruntuhan kondominium.
Foto: EPA/Cristobal Herera
Apartemen 12 lantai yang rubuh di Florida. Selama 33 hari tim pencari mengeluarkan lusinan mayat dari reruntuhan kondominium.

REPUBLIKA.CO.ID, FORT LAUDERDALE -- Korban terakhir dari runtuhnya kondominium di Florida telah diidentifikasi, Senin (26/7). Korban teridentifikasi setelah lebih dari sebulan bencana tengah malam yang akhirnya merenggut 98 nyawa itu terjadi.

Perempuan berusia 54 tahun yang suka bepergian bernama Estelle Hedaya adalah orang terakhir yang diidentifikasi. Adiknya, Ikey Hedaya, mengonfirmasi kabar tersebut dan pemakaman dijadwalkan pada Selasa (27/7). "Dia selalu menyebut Tuhan kapan pun dia bergumul dengan apa pun,” kata Ikey.

Baca Juga

Pengumuman korban terakhir terjadi hanya beberapa hari setelah tim penyelamat secara resmi menyelesaikan tugas berat. Mereka harus menyingkirkan lapisan puing-puing berbahaya dan mengeluarkan lusinan mayat.

Lokasi keruntuhan 24 Juni di tepi laut Champlain Towers South sebagian besar tersapu rata, puing-puingnya dipindahkan ke gudang Miami. Meskipun ilmuwan forensik masih bekerja, termasuk memeriksa puing-puing di gudang, tim pencari berusaha untuk memulihkan sisa-sisa tambahan dan barang-barang pribadi.

Tim pencari menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk melawan bahaya puing-puing, termasuk bagian bangunan yang tidak stabil yang terhuyung-huyung di atas. Mereka harus berhadapan dengan kebakaran yang berulang dan temperatur tinggi musim panas yang menyesakkan di Florida serta badai petir. Mereka melewati lebih dari 14.000 ton beton yang rusak sebelum akhirnya menyatakan misi selesai.

"Selama 33 hari terakhir mereka telah mencari puing-puing seolah-olah mereka sedang mencari salah satu dari mereka sendiri,” kata Wali Kota Daniella Levine Cava.

Korban meninggal dalam peristiwa itu termasuk anggota komunitas Yahudi Ortodoks yang besar di daerah itu, saudara perempuan ibu negara Paraguay, keluarga, dan pengasuh mereka. Kemudian ada seluruh keluarga yang terdiri dari empat orang termasuk seorang penjual lokal, istri, dan dua anak perempuan mereka, yang dimakamkan di peti mati yang sama.

Hingga saat ini tidak jelas kondisi yang terjadi di lokasi sehingga menyebabkan runtuhnya gedung tersebut. Seorang hakim yang memimpin beberapa tuntutan hukum yang diajukan setelah keruntuhan menginginkan properti itu dijual dengan harga pasar, yang akan menghasilkan sekitar 100 juta dolar AS atau lebih. Beberapa pemilik kondominium ingin membangun kembali. Sedangkan yang lain mengatakan peringatan harus didirikan untuk mengingat korban.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement