Selasa 27 Jul 2021 10:38 WIB

Para Santri Antusias untuk Divaksin

Ketua Umum PBNU harap warga NU bersedia divaksin dan taati Prokes Covid-19

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah santri di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani vaksinasi Covid-19, Senin (26/7). Vaksinasi di lingkungan pesantren itu digelar oleh Polda Jabar.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Sejumlah santri di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani vaksinasi Covid-19, Senin (26/7). Vaksinasi di lingkungan pesantren itu digelar oleh Polda Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah diimbau Ketua PB NU agar para warga Nahdliyin dan para santri bersedia divaksin, minat para santri ikut program ini terus semakin membaik. Salah satunya adalah terjadi di kalangan beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Tasikmalaya.

Dalam vaksinasi yang digelar Polda Jawa Barat (Jabar) Kapolda Jabar, Irjen Pol Ahmad Dofiri hadir dalam acara itu. Melihat kenyataan itu, mengatakan, antusias para santri untuk menjalani vaksinasi memang cukup tinggi. Bahkan, kini enurut Polda Jabar telah mendapat banyak permintaan dari pesantren untuk melakukan vaksinasi para santri.

 

"Saya kira antusiasme masyarakat untuk vaksinasi sangat luar biasa. Ponpes pun dari kemarin, ketika kita zoom meeting dengan ormas dan tokoh agama, itu permintaan vaksinasi di ponpes sangat tinggi," kata dia saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (26/7).

 

Ia menyebutkan, Polda Jabar menyediakan vaksin untuk 3.600 orang, yang dibagi ke beberapa pesantren. Saat ini vaksinasi di Tasikmalaya digelar tiga pesantren. Rencananya, vaksinasi di pesantren juga akan dilakukan di Ciamis. Sebelumnya, lanjut dia, vaksinasi di pesantren juga telah dilakukan di Garut.

 

"Mudah-mudahan ini bisa membantu percepatan vaksinasi di Jabar," kata Kapolda.

 

Ia menambahkan, Polda Jabar tak hanya melakukan vaksinasi ke lingkungan pesantren. Dalam membantu percepatan vaksinasi, aparat kepolisian juga menyasar masyarakat umum, kalangan difabel, komunitas ojek daring, dan lainnya.

 

Pondok pesantren dipilih menjadi salah satu sasaran pelaksanaan vaksinasi dengan alasan, banyak santri yang tinggal di lingkungan itu. "Mereka tinggal dalam satu komunitas. Seandainya ada penularan, itu akan terjadi cepat. Karena itu, pesantren penting untuk jadi sasaran vaksinasi," kata dia.

 

Ahmad menilai, sejauh ini pihaknya tak mengalami kendala berarti dalam melakukan vaksinasi. Sebab, antusiasme masyarakat di Jabar dalam melakukan vaksinasi cukup tinggi. 

 

Hanya saja, distribusi vaksin ke wilayah Jabar saat ini masih terbatas. Pasalnya, vaksin dari pemerintah pusat harus didistribusikan juga ke beberapa daerah lain.

 

"Karena harus dibagi di beberapa tempat, jadi memang masih belum merata. Namun saya kita masyarakat antusias, termasuk di pesantren ini. Semua mendukung," ujar dia.

 

Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengapresiasi dukungan Polda dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19. Sebab, capaian vaksinasi di wilayah Jabar dinilai masih rendah.

 

"Memang kita diangap progres vaksinasi rendah dibanding provinsi lain, tapi jumlah penduduk di Jabar ini banyak, 50 juta. Kalau provinsi lain kan penduduknya tak smapai itu. Jadi kita seolah di bawah," kata Uu.

 

Namun, kenyataan itu akan dijadikan sebagai motivasi kepada agar melakukan vaksinasi lebih cepat lagi. Menurut dia, dukungan aparat TNI dan Polri dalam melakukan vaksinasi sangat membantu. 

 

"Sekarang kita ngabret (lari kencang). Karena dibantu kepolisian, TNI, dan lainnya," kata dia.

 

Pengurus Yayasan Ponpes Miftahul Huda, H Arief Maoshul Affandy mengaku mengapresiasi langkah Polda Jabar yang melaksanakan vaksinasi kepada santrinya. Menurut dia, vaksinasi kepada santri itu bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19 di lingkungan pesantren.

 

"Hari ini ditargetkan ada 500an santri yang divaksin. Memang belum semua, karena jumlah santri di sini sampai 5.000an. Nanti sisanya akan menyusul," kata dia.

 

Arief menilai, para santri juga antusias dalam menjalani vaksinasi. Padahal, pihak pesantren tak memberikan instruksi agar agar seluruh santri wajib vaksinasi. Menurut dia, pimpinan pesantren hanya memberikan pemahaman bahwa vaksinasi itu bagian dari upaya menyempurnakan syariat dan memaksimalkan ikhtiar mencegah penularan Covid-19.

 

Ia menambahkan, vaksinasi juga merupakan salah satu cara menjaga diri dan guru para santri tetap sehat. "Alhamdulillah antusias, terutama yang kecil-kecil. Ada memang satu dua yang takut disuntik, tapi kita beri pemgertian," kata dia.

 

Seperti diketahui dalam acara Harlah PKB beberapa hari sebelumnya, Ketua Umum PB NU KH Said Aqiel Siradj menghimbau agar warga Nahdilyin dan para kiai tak lagi ada yang menganggap Covid-19 tak ada sehingga tak mau mentaati aturan protokol kesehatan dan divaksin. Apalagi selama pandemi Covid sudah banyak kiai yang wafat sebagai korban.

 

''Islam itu rasional. Warga NU juga harus rasional. Jangan sebaliknya. Dan jangan lagi ada yang anggap vaksin malah mengancam bangsa. Tidak. Mohon jangan lagi seperti itu,'' tegas Said Aqiel. 

 

Tak hanya itu Said Aqiel, juga meminta agar organisasi NU dan juga seluruh fungsionaris  Partai Kebangkitan Bangsa mendukung program ini. Sebab, keberhasilan mengatasi Covid adalah demia perbaikan kehidupan umat Islam itu sendiri dan bangsa secara keseluruhan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement