Senin 26 Jul 2021 18:53 WIB

Tabung Oksigen Terbatas, Menkes Impor Oksigen Konsentrator

Selain oksigen konsentrator, pemerintah juga akan menggunakan oksigen liquid untuk RS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Sebuah tangki berisi oksigen medis cair diturunkan dari Kapal Angkatan Laut India (INS) Airawat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (24/7/2021). Pemerintah India memberikan bantuan 300 konsentrator oksigen dan 100 metrik ton oksigen medis cair untuk Indonesia dalam menghadapi pandemi virus COVID-19.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sebuah tangki berisi oksigen medis cair diturunkan dari Kapal Angkatan Laut India (INS) Airawat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (24/7/2021). Pemerintah India memberikan bantuan 300 konsentrator oksigen dan 100 metrik ton oksigen medis cair untuk Indonesia dalam menghadapi pandemi virus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19 saat ini semakin meningkat seiring dengan melonjaknya kasus positif di Indonesia. Kebutuhan oksigen sebelum masa lebaran mencapai sebanyak 400 ton per harinya, namun kini meningkat menjadi 2.500 ton per hari.

Sementara, kapasitas produksi di Indonesia sendiri hanya sebesar 1.700 ton per hari. “Sehingga kita ada gap. Karena sama seperti obat, kenaikannya tinggi sekali,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/2).

Pemerintah pun melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis di dalam negeri, salah satunya yakni mengimpor oksigen konsentrator. Oksigen konsentrator ini dapat digunakan di rumah ataupun di rumah sakit. Setiap 1000 oksigen konsentrator mampu memproduksi sekitar 20 ton oksigen per hari.

Saat ini, bantuan oksigen konsentrator mulai berdatangan di Indonesia. Pemerintah juga telah menerima donasi 17 ribu oksigen konsentrator. Namun jumlah ini masih belum mencukupi, sehingga pemerintah juga membeli 20 ribu unit oksigen konsentrator yang nantinya akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit dan tempat isolasi.

“Jadi kita menghilangkan kebutuhan tabung yang besar-besar, kita menghilangkan kebutuhan transportasi logistik yang juga susah, kita juga menghilangkan kebutuhan pabrik-pabrik oksigen besar yang harus kita bangun dengan cepat,” katanya.

Selain memenuhi kebutuhan oksigen melalui pengadaan oksigen konsentrator, pemerintah juga akan menggunakan oksigen liquid untuk rumah sakit (RS) karena tingginya kebutuhan per menitnya. Sedangkan kekurangan kebutuhan oksigen akan diambil dari kapasitas ekstra di pabrik-pabrik oksigen di Indonesia dan akan didistribusikan ke seluruh provinsi.

“Kekurangannya akan kita dapat dengan memanfaatkan extra capacity dari pabrik-pabrik oksigen yang ada di Indonesia maupun extra capacity dari pabrik industri lain yang memproduksi oksigen, misalnya pabrik baja, pabrik smelter, nikel, kemudian juga ada pabrik pupuk mereka memproduksi oksigen di dalam negeri,” jelas Menkes.

Dalam kesempatan ini, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada berbagai organisasi sosial serta negara tetangga yang membantu mengadakan oksigen medis untuk pasien Covid-19.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement