Senin 26 Jul 2021 18:38 WIB

Hamas Peringatkan Israel Jangan Perketat Blokade Gaza

Pengetatan blokade Israel akan membangkitkan lagi perlawanan warga Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang anak tengah memegang bendera Palestina di Gaza.
Foto: AP
Seorang anak tengah memegang bendera Palestina di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas memperingatkan Israel agar tak memperketat blokade terhadap Jalur Gaza. Tindakan demikian akan membangkitkan lagi perlawanan warga Palestina di sana terhadap Tel Aviv.

“Pendudukan (Israel) tidak boleh mengelak dari hasil pertempuran baru-baru ini di Gaza,” kata juru bicara Hamas Abdelatif Al-Qanou dikutip dari laman Middle East Monitor pada Senin (26/7). Pertempuran yang dimaksud Al-Qanou adalah rentetan serangan yang berlangsung pada Mei lalu.

Baca Juga

Situs Hadashot sebelumnya melaporkan tiga kebakaran telah terjadi di Dewan Regional Eskhol. Media itu menyebut kebakaran terjadi karena balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza.

Pertengahan bulan ini, Israel memutuskan melonggarkan blokade terhadap Gaza. Selain mengizinkan impor tambahan ke wilayah tersebut, Israel juga memperluas zona penangkapan ikan di lepas pantai Jalur Gaza.

"Mengingat ketenangan keamanan baru-baru ini, zona penangkapan ikan di Jalur Gaza akan diperpanjang dari sembilan menjadi 12 mil laut," kata Cogat, sebuah badan militer Israel yang mengelola urusan sipil Palestina, dalam sebuah pernyataan pada 12 Juli lalu dikutip laman Al Arabiya.

Israel pun mengizinkan peralatan medis, bahan industri tertentu, dan tekstil dikirim ke Gaza. Produk pertanian dan tekstil dari Gaza juga diperkenankan untuk diekspor. Cogat mengatakan langkah-langkah pelonggaran itu bergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan yang berkelanjutan.

Pada Juni lalu, Israel mengizinkan pengiriman bahan bakar untuk keperluan pembangkit listrik di Gaza. Pada bulan yang sama Cogat mengumumkan tentang mengizinkan ekspor terbatas produk pertanian dari Gaza.

Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa.

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai berkat peran mediasi Mesir. Amerika Serikat (AS) juga mengklaim memainkan diplomasi belakang layar untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel.

Sedikitnya 270 warga Gaza, 66 di antaranya adalah anak-anak, gugur selama agresi Israel. Sementara warga yang mengalami luka-luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. Sedangkan Israel melaporkan 12 korban jiwa akibat serangan Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement