Senin 26 Jul 2021 16:57 WIB

Menteri LHK: Indonesia Menuju Netral Karbon 2060 

Isu pembangunan hijau atau green development kini sudah dituntut oleh publik luas.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Green Summit 2021 jadi tonggak mengedukasi dan mengajak seluruh komponen bangsa mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Target terbaru nasional kini mencapai netral karbon pada 2060.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, semua pihak diminta bergandengan tangan, bersinergi, mencapai Indonesia netral karbon 2060 tersebut. Target Indonesia netral karbon 2060 ini juga sudah selaras dengan apa yang diamanatkan dalam UUD 1945.

Target mencapai netral karbon pada 2060 sendiri telah menjadi komitmen Indonesia kepada masyarakat dunia. Ini disampaikan melalui Dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050).

Dokumen ini disampaikan kepada UNFCCC sebagai mandat dari Paris Agreement/Perjanjian Paris yang telah diratifikasi menjadi UU Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change.

"Dokumen LTS-LCCR 2050 menegaskan arah kita menuju net-zero emissions dengan tetap mempertimbangkan kondisi ekonomi yang bertumbuh, berketahanan iklim dan berkeadilan," ujar Siti Nurbaya pada sambutannya secara daring membuka Indonesia Green Summit 2021, Senin (26/7).

Dia menyebutkan, jika inisiatif penyelenggaraan Indonesia Green Summit 2021 merupakan kontribusi penting membangun dan meningkatkan literasi kepada masyarakat terhadap permasalahan terkini yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Menurut dia, isu pembangunan hijau atau green development kini sudah dituntut oleh publik secara luas.

Karenanya perubahan iklim, karbon netral 2060, merupakan subyek penting yang sedang dikelola dalam kerangka kepentingan nasional. "Masyarakat Indonesia sudah pada tahap yang maju dalam hal requirement atau mensyaratkan lingkungan dalam kehidupan kesehariannya, sudah ada demokratisasi pada aspek lingkungan yang cukup kuat," ujarnya

Menteri LHK menyebutkan, jika menargetkam karbon netral pada kurun waktu tertentu, sudah sangat tepat untuk memenuhi laju pembangunan Indonesia kedepan. Hal ini tepat karena disesuaikan dengan perhitungan tujuan pembangunan nasional.

Dimana disesuaikan pada pertumbuhan ekonomi, orientasi teknologi, membangun bersama masyarakat, mengelola sebaran pendapatan secara adil, menjaga kohesi sosial, dan hal-hal multidimensi dan multi-objective di Indonesia. "Indonesia kita sedang membutuhkan dukungan seluruh elemen bangsa dalam memperjuangkan aktualisasi keadilan iklim diantara negara-negara didunia," imbuhnya.

Pada target netral karbon 2060, Menteri Siti menjelaskan, jika hal tersebut didasari dari proyeksi pembangunan Indonesia. Dalam kondisi yang diperkirakan saat itu, mencapai puncak pembangunan dengan emisi sebesar-besarnya antara tahun 2030 hingga tahun 2040, dan terus melandai hingga tahun 2050-2060.

Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi dari lima sektor yang meliputi sektor energi, limbah, industri, pertanian dan kehutanan. Selain itu, Indonesia berkomitmen dalam meningkatkan ketahanan iklim melalui ketahanan ekonomi, sosial dan sumber penghidupan, serta ekosistem dan lanskap.

"Oleh karena itu, saya menyambut dengan gembira Indonesia Green Summiy 2021 ini yang akan membahas substansi tersebut beserta isu lintas sektor lainnya," pungkas Menteri LHK.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement