Senin 26 Jul 2021 11:51 WIB

Apnatel Jabar Berharap Ada Solusi untuk Pengusaha

Hal ini agar, para pelaku usaha bisa kembali menjalankan roda bisnisnya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pengusaha asal Kota Bandung Boris Syaifullah.
Foto: Istimewa
Pengusaha asal Kota Bandung Boris Syaifullah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengusaha asal Kota Bandung Boris Syaifullah mendukung permintaan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid yang meminta tiga hal kepada pemerintah jika PPKM level 4 kembali diperpanjang. Hal ini agar, para pelaku usaha bisa kembali menjalankan roda bisnisnya.

Ketiga hal itu yakni, pertama perusahaan berorientasi ekspor, sektor manufaktur, dan padat karya dapat beroperasi 100 persen. Kedua, UMKM diberikan insentif selama penerapan PPKM level 4. Ketiga, pemerintah mengizinkan pusat perbelanjaan kembali beroperasi. Hal ini agar sektor ritel bisa kembali berjalan.

Menurut Boris Syaifullah, penyataan Ketua Kadin Indonesia tersebut harus didukung. Agar, para pelaku usaha bisa kembali menjalankan roda bisnis nya.

"Saya sendiri merasakan dampaknya lansung adanya PPKM ini, kegiatan usaha yang saya miliki menjadi tersendat, dan para karyawan pun dirugikan karena mereka tidak bisa bekerja akibat adanya peraturan tersebut " ujar CEO BorSya group kepada wartawan Senin (26/7) di Bandung.

Boris yang juga Ketua APNATEL Jawa Barat mendukung pemberantasan penyebaran covid 19. Tetapi, hal ini harus bisa di imbangi juga dengan solusi yang tepat dari pemerintah baik itu untuk pengusaha maupun karyawan.

Apnatel Jawa Barat sendiri dalam waktu akan melaksanakan vaksinasi bagi para anggotanya. "Ya dalam waktu dekat kita Apnatel akan melakukan vaksinasi, dan sekarang sedang mendata anggota serta keluarga nya yang mau ikut vaksin, " kata Boris.

Apnatel, kata dia, saat ini sedang dalam posisi dilematis. Di satu sisi mendukung kebijakan pemerintah tetapi satu sisi lain Apnatel sedang mengembangkan percepatan sektor telekomunikasi untuk wilayah timur Indonesia. 

"Kita sedang merancang serta mengembangkan program percepatan telekomunikasi wilayah timur Indonesia, salah satunya dengan mendirikan SMK berbasis telekomunikasi di Kab Sumbawa, hal ini untuk mencipatakan para tenaga kerja yang handal di bidang telekomunikasi  serta mengurangi antar perusahaan mitra dalam menjaring karyawanya karena persaingan yang cukup ketat," papar Boris. 

Boris mengatakan, sekolah tersebut di bangun oleh BorSya foundation dan saat ini telah beroperasi serta menerima pendaftaran siswa baru. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement