Senin 26 Jul 2021 07:29 WIB

Ingin Tenang, Tim Putri Jerman Pilih Baju Senam Tertutup

Pelecehan seksual di dunia senam bukanlah rahasia.

Atlet senam Jerman Pauline Schaefer-Betz beraksi di Olimpiade Tokyo 2020, Ahad (26/7). Pauline dan rekan-rekan setimnya menggunakan baju lebih tertutup dibandingkan peserta lainnnya.
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Atlet senam Jerman Pauline Schaefer-Betz beraksi di Olimpiade Tokyo 2020, Ahad (26/7). Pauline dan rekan-rekan setimnya menggunakan baju lebih tertutup dibandingkan peserta lainnnya.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tim senam Jerman memilih mengenakan seragam lebih tertutup seperti terlihat ketika mereka menjalani kualifikasi di Olimpiade Tokyo pada Ahad (26/7) sebagai bagian kampanye mendorong perempuan memakai apa yang dirasa mereka nyaman. Tim yang terdiri dari Sarah Voss, Pauline Schaefer-Betz, Elisabeth Seitz, dan Kim Bui itu mengenakan unitard, yang merupakan kombinasi leotard dan legging yang memanjang sampai tumit, berwarna merah putih.

Mereka mengenakan seragam serupa saat latihan beberapa hari sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka bisa memilih mengenakan seragam itu lagi ketika bertanding. Voss mengatakan, timnya telah mendiskusikan pilihan seragam mereka sebelum berlaga pada Ahad dan telah memilih unitard.

"Ketika Anda tumbuh sebagai perempuan, sedikit banyak cukup sulit membiasakan diri dengan tubuh baru Anda," kata Voss seperti dikutip Reuters.

BACA JUGA: Ketika Atlet 'Tak Bernegara' Menyudahi Mimpi Ratu Taekwondo

"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan ke semuanya bahwa mereka bisa mengenakan apapun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa hebat, apakah itu leotard panjang atau yang pendek," kata dia.

Voss mengatakan, timnya, yang memakai baju tertutup penuh di kejuaraan Eropa pada April sebagai upaya menentang keseksian di olahraga itu. Ia pun ingin tren pakaian tersebut berlanjut.

"Kami ingin menjadi role model, membuat semua orang berani mengikuti kami," kata Voss.

Keputusan Jerman memilih seragam unitard itu mendapat pujian dari para kompetitor lainnya di Tokyo. "Saya rasa sangat keren mereka memiliki keberanian untuk berdiri di arena yang sangat besar itu dan menunjukkan kepada perempuan-perempuan di seluruh dunia bahwa kalian bisa mengenakan apapun yang kalian inginkan," kata pesenam Norwegia Julie Erichsen. Saya bertepuk tangan untuk mereka," kat dia.

BACA JUGA: Jadwal Indonesia di Olimpiade Tokyo Hari Ini

Dalam beberapa tahun terakhir dunia senam telah dinodai berbagai kasus pelecehan fisik dan seksual, sehingga memicu pengenalan protokol keamanan baru untuk melindungi atlet. Bagi perempuan, seragam kompetisi standar adalah leotard, dengan lengan panjang, setengah panjang, atau tanpa lengan diperbolehkan.Seragam yang menutupi kaki diizinkan di kompetisi internasional tapi selama ini mereka dikenakan secara khusus karena alasan agama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement