Jumat 23 Jul 2021 23:22 WIB

Pasien Isoman di Rumah Diminta Pindah ke Selter

Meningkatnya kematian pasien Covid saat isoman di rumah karena tak terpantau petugas.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Petugas memeriksa kelengkapan selter khusus untuk pasien Covid-19 di Rusunawa Bener, Yogyakarta, Jumat (18/9). Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan ruang khusus pasien OTG atau pasien Covid-19 tanpa gejala. Memanfaatkan Rusunawa yang belum terpakai, shelter ini memiliki kapasitas 84 orang dan akan beroperasi mulai Senin (21/9) mendatang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas memeriksa kelengkapan selter khusus untuk pasien Covid-19 di Rusunawa Bener, Yogyakarta, Jumat (18/9). Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan ruang khusus pasien OTG atau pasien Covid-19 tanpa gejala. Memanfaatkan Rusunawa yang belum terpakai, shelter ini memiliki kapasitas 84 orang dan akan beroperasi mulai Senin (21/9) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih mengatakan, selter yang disiapkan untuk penanganan Covid-19 di DIY masih banyak yang keterisiannya belum 100 persen. Ia pun meminta pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah untuk pindah ke shelter-shelter penanganan Covid-19.

Pasalnya, kata Endang, meningkatnya kematian pasien Covid-19 saat isoman di rumah dikarenakan tidak terpantau dengan baik. Sementara, kondisi paien akan lebih terpantau jika melakukan isolasi di selter.

Baca Juga

"Banyak kejadian isoman di rumah tidak terpantau rumah sakit karena juga mungkin sudah terlalu banyak (pasien) dan isoman tidak terpantau dokter, maka banyak kasus meninggal," kata Endang kepada wartawan dalam wawancara virtual, Jumat (23/7).

Endang menyebut, total selter penanganan Covid-19 di DIY saat ini mencapai 55 selter. Sebanyak 32 selter diantaranya dibentuk oleh Pemda DIY melalui Dinsos DIY dengan daya tampung sebesar 816 orang.

 

Hingga saat ini, baru 19 selter dari total 32 selter tersebut yang terisi. Endang menuturkan, 32 selter ini juga tidak berbayar dan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat yang melakukan isolasi.

"Selter yang dibentuk kabupaten/kota juga ada 12 dan itu tidak berbayar juga. Selter yang dibentuk perguruan tinggi dan hotel ada 11, ada yang berbayar dan ada yang tidak berbayar. Seperti selter di UPN Veteran yang khusus untuk komunitasnya (sivitas akademika) tidak berbayar, tapi kalau orang lain berbayar," ujarnya.

Endang menuturkan, pihaknya juga meminta pemerintah di tingkat kelurahan hingga petugas keamanan agar dapat mendorong masyarakat untuk melakukan isolasi di selter-selter. Ia menegaskan, isolasi di selter merupakan solusi yang tepat dibandingkan di rumah, dikaranakan isolasi di rumah masih memiliki risiko tinggi meluasnya penyebaran Covid-19 ke anggota keluarga lain.

"Harapan saya selter dipakai masyarakat agar aman dan solusi untuk sekarang ini kondisi rumah sakit penuh dan tidak bisa menampung lagi. Tapi tentu selter itu dengan penyintas (Covid-19) yang (bergejala) ringan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement