Sabtu 24 Jul 2021 06:10 WIB

PBB: Lebanon di Ambang Krisis Air

Persediaan air di Lebanon diperkirakan akan krisis dalam satu bulan ke depan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nur Aini
Air. Ilustrasi. Lembaga PBB memperingatkan bahwa persediaan air Lebanon akan habis dalam sebulan.
Foto: Sciencealert
Air. Ilustrasi. Lembaga PBB memperingatkan bahwa persediaan air Lebanon akan habis dalam sebulan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORk -- Lembaga PBB memperingatkan bahwa persediaan air Lebanon akan habis dalam sebulan. 

Peringatan itu disampaikan pada Jumat (23/7) seperti dikutip situs Middle East Eye. Lembaga PBB, UNICEF mengatakan bahwa empat juta orang, termasuk satu juta pengungsi, berada dalam risiko langsung kehilangan akses ke perairan yang aman di Lebanon. Lembaga PBB khawatir bahwa biaya pemeliharaan yang dikeluarkan dalam dolar AS, kekurangan dana, dan runtuhnya jaringan listrik dapat menghancurkan sektor air.

Baca Juga

"UNICEF memperkirakan bahwa sebagian besar pompa air akan secara bertahap berhenti di seluruh negeri dalam empat sampai enam minggu ke depan," kata Wakil UNICEF di Lebanon Yukie Mokuo.

"Hilangnya akses ke persediaan air untuk umum dapat memaksa rumah tangga membuat keputusan yang sangat sulit sehubungan dengan kebutuhan dasar air, sanitasi, dan kebersihan mereka," katanya

Krisis keuangan Lebanon, yang disebabkan oleh korupsi dan buruknya pengelolaan ekonomi negara, telah berdampak pada hampir semua aspek masyarakat setempat. Pound Lebanon, yang dipatok pada dolar AS, telah kehilangan lebih dari 90 persen dari nilainya selama 18 bulan terakhir. Listrik kekurangan pasokan, dengan daya yang mengalir selama satu jam per hari, dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menjalankan generator juga dalam persediaan yang terbatas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement