Jumat 23 Jul 2021 17:07 WIB

Hingga Juni, Realisasi KUR Mandiri capai Rp 19,68 triliun

Realisasi KUR Juni disalurkan ke usaha kecil Rp 16 triliun dan mikro Rp 3,63 triliun

Pedagang menyelesaikan pembuatan mainan anak di Jakarta. Realisasi KUR Bank Mandiri per akhir Juni 2021 sebesar Rp 19,68 triliun yang disalurkan kepada 200.339 debitur.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pedagang menyelesaikan pembuatan mainan anak di Jakarta. Realisasi KUR Bank Mandiri per akhir Juni 2021 sebesar Rp 19,68 triliun yang disalurkan kepada 200.339 debitur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) memfokuskan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada sektor produksi untuk  membantu memulihkan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Hasilnya, realisasi KUR Bank Mandiri per akhir Juni 2021 sebesar Rp 19,68 triliun yang disalurkan kepada 200.339 debitur. 

SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus Koernianto Triprakoso mengatakan mayoritas dari KUR Bank Mandiri telah disalurkan antara lain ke KUR kecil sebesar Rp 16,01 triliun serta KUR Mikro senilai Rp 3,63 triliun. Dari nilai penyaluran itu, sebanyak 58,03 persen atau setara Rp 11,42 triliun telah disalurkan ke sektor produksi yang meliputi sub-sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi dan turunannya.

“Pada sisa akhir tahun ini Bank Mandiri akan lebih banyak memfokuskan penyaluran KUR pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (23/7).

Menurutnya sektor-sektor tersebut masih memiliki potensi penyaluran KUR yang relatif besar karena menunjang ketahanan pangan dalam negeri. Selain itu, prospek sektor-sektor tersebut masih baik dikarenakan tidak terdampak pandemi Covid-19 secara signifikan.

“KUR ke sektor produksi akan terus ditingkatkan mengingat sektor ini menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi salah satu roda penggerak perekonomian nasional,” ucapnya.

Lebih lanjut, dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi pada sektor UMKM, Bank Mandiri juga melakukan program restrukturisasi bagi debitur KUR yang terdampak pandemi Covid-19 berupa penundaan pembayaran pokok dan bunga. "Kami berharap upaya ini dapat menjadi katalis untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional khususnya pada sektor UMKM,” ucapnya.

Kendati masih dalam situasi pandemi Covid-19, menurutnya, penyaluran KUR tetap termitigasi dengan baik. Hal ini tercermin dari kualitas portofolio KUR Bank Mandiri yang mampu terjaga baik dengan total non performing loan (NPL) pada posisi 0,45 persen per 30 Juni 2021. 

“Untuk mempercepat penyaluran Kredit Mikro termasuk KUR, Bank Mandiri juga memanfaatkan aplikasi Mandiri Pintar. Melalui platform digital kredit mikro diharapkan mampu mempercepat proses kredit nasabah,” ucapnya.

Tidak cuma itu, Bank Mandiri juga telah memperluas skema-skema produk pembiayaan sektor produksi terhadap komoditas tertentu terutama sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam, pokok dan bunga dapat dibayarkan pada saat panen. 

Melalui strategi tersebut, Bank Mandiri optimis ruang penyaluran KUR pada semester dua 2021 masih terbuka. "Kami optimis akan mampu mendorong penyaluran KUR lewat potensi yang ada, dan dapat mencapai target KUR yang diamanatkan oleh Pemerintah, bahkan baru saja permintaan penambahan kuota KUR kami disetujui oleh pemerintah pada 2021 yang sebelumnya sebesar Rp 31 triliun dan diberikan tambahan sebesar Rp 4 triliun lagi, sehingga kuota KUR Bank Mandiri pada 2021 menjadi Rp 35 triliun,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement