Jumat 23 Jul 2021 16:02 WIB

Jumlah Testing Covid-19 di Solo Capai Target

Tiga hari terakhir hanya lima kabupaten/kota yang mencapai swab di atas 90 persen.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Tes swab (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tes swab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kota Solo menjadi salah satu daerah yang mencapai target tes swab Covid-19 harian di atas 90 persen. Target pengecekan (testing) untuk Kota Solo sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 22 tahun 2021 yakni, 1.112 tes per hari.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 21 Juli 2021, dalam tiga hari terakhir hanya lima kabupaten/kota yang mencapai target tes swab harian di atas 90 persen. Kelima daerah tersebut yakni, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Solo, Yogyakarta, dan Kabupaten Sumenep.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengakui jumlah testing di Solo memang tinggi. "Iya, testing kita tinggi," kata Gibran melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (23/7).

Pemkot berupaya meningkatkan testing melalui berbagai upaya. Salah satunya melalui pengambilan sampel secara acak. Upaya tersebut sudah diterapkan di sejumlah tempat keramaian seperti pasar yang penjualnya banyak berasal dari luar kota. Swab acak sudah dilaksanakan sebelum penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Sebenarnya kami sudah sering melakukan tes acak, di tempat-tempat keramaian. Tapi akan kami tingkatkan lagi," ucap putra sulung Presiden RI, Joko Widodo tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menyebutkan rata-rata Pemkot Solo melakukan testing sebanyak 800 sampel per hari. Satu pasien minimal ditelusuri kontak erat dan dekatnya (tracing) minimal 15 orang.

"Selama ini kami lebih banyak pemeriksaan kontak erat, bukan random. Kami lebih banyak kerjanya fokus ke tracing dari pasien yang positif Covid-19," terang Siti kepada wartawan.

Meski demikian, tidak semua pasien Covid-19 hasil tracingnya mencapai 15 orang. Misalnya, pasien ibu rumah tangga yang jarang bersosialisasi, maka kontak eratnya sedikit. Namun, jika pasien ternyata aktif bersosialisasi, maka jumlah kontak eratnya bisa lebih dari 15 orang.

Siti menambahkan, jumlah 800 sampel tersebut belum termasuk swab yang dilakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan. Karenanya, dia meminta fasilitas kesehatan yang melayani tes mandiri untuk melapor kepada DKK.

"Ini fasilitas kesehatan juga kami minta melaporkan data tes mandiri. Jumlahnya banyak juga. Biasanya untuk pelaku perjalanan, itu bisa sampai 500 tes sehari," paparnya.

Di samping itu, DKK juga melakukan tes swab kepada pasien non Covid di puskesmas dan rumah sakit. Jika ditemukan gejala Covid-19 pada pasien, maka petugas akan melakukan swab antigen. Para tenaga kesehatan (nakes) sudah dibekali kemampuan untuk melakukan testing. Hal itu diakui mempercepat proses diagnosis terhadap pasien Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement