Jumat 23 Jul 2021 12:08 WIB

Prof Huzaimah Wafat: Indonesia Kehilangan Ulama Perempuan

Ilmuwan wanita dan guru besar di bidang fikih perbandingan (muqaranah madzahib wafat

Ilmuwan dan ahli Fikih Prof Dr Huzaimah Tahido Yanggo, MA
Foto: Istimewa
Ilmuwan dan ahli Fikih Prof Dr Huzaimah Tahido Yanggo, MA

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr H Asrorun Ni’am Sholeh MA, Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa

 

Di hari Jumat yang penuh barokah ini, Allah SWT memanggil kembali ke hadirat-Nya guru kami tercinta al-marhumah Ibunda Prof Dr Huzaimah Tahido Yanggo, MA. Beliau wafat di RSUD Banten, Jumat pagi (23/7), setelah terkena wabah Covid-19. Indonesia berduka. Beliau adalah sosok Ulama perempuan langka yang dimiliki Indonesia. 

Saya bersaksi beliau termasuk orang yang sangat baik, berilmu, dan konsisten dengan pandangan-pandangan sesuai bidang keilmuannya. 

Beliau adalah sosok ilmuwan wanita yang langka. Guru Besar di bidang fikih perbandingan (muqaranah madzahib). Aktif mengajar dan mendedikasikan ilmunya di berbagai tempat perkhidmatan. Pernah menjadi pimpinan Fak Syariah dan Hukum UIN Jakarta, dan posisi hingga sekarang sebagai Rektor IIQ Jakarta. 

Sejak awal pandemi, beliau menjadi bagian penting dalam pembahasan intensif fatwa-fatwa MUI terkait penanggulangan Wabah Covid-19. Beliau sangat aktif memberikan kontibusi pemikirannya. 

Beliau sudah sangat lama berkhidmah di MUI, khususnya di Komisi Fatwa MUI. Pernah menjadi pimpinan Komisi Fatwa dan ketua MUI bidang fatwa. Hingga kini sebagai wakil ketua Komisi Fatwa MUI. 

Dedikasi beliau di bidang hukum Islam, disiplin yang beliau tekuni, sangat luar biasa. Beliau adalah sosok pengabdi ilmu pengetahuan dan aktif di berbagai perkhidmatan. Banyak buku yang beliau tulis dan terbitkan, sebagai legacy yang tak terlupakan. 

Saya banyak menimba ilmu dan keadaban dari sosok yang sangat bersahaja ini. Sejak 1994, saya belajar dengan beliau. Bahkan hingga jenjang pendidikan formal di S3. Saat penulisan disertasi, beliau juga dengan tekun membimbing saya.

Saat di Komisi Fatwa, kami juga bersama. Beliau sangat aktif, baik kehadiran fisik maupun pemikiran-pemikirannya, termasuk pembahasan intensif terhadap fatwa-fatwa MUI terkait wabah Covid-19. Pertemuan fisik terakhir kami, terjadi saat 31 Mei 2021, saat launching buku Dinamika Fatwa MUI dalam Satu Dasawarsa, Potret 10 Tahun Perjalanan Komisi Fatwa. Beliau hadir bersama Prof Dr Hasanudin AF dan Prof Dr Muhamad Amin Suma sebagai narasumber utama. 

Indonesia menangis. Indonesia kehilangan sosok ulama perempuan langka. Beliau berjuang melawan Covid. Beliau telah berbuat banyak untuk menanggulanginya. Dengan fatwa-fatwa keagamaannya. Ikhtiar sudah dilaksanakan. Allah SWT memiliki rencana dan keputusan terbaik. Saya bersaksi, beliau adalah ahlil khair .... Semoga Allah jadikan ahlul jannah tanpa hisab .... Syahidah akhirah .... Al-Fatihah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement