Jumat 23 Jul 2021 12:01 WIB

Lindungi Peternak, Kementan Upayakan Stabilisasi Perunggasan

Kementan berupaya melindungi peternak dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menjaga keseimbangan supply and demand dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC FS disesuaikan dengan demand ayam ras.
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menjaga keseimbangan supply and demand dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC FS disesuaikan dengan demand ayam ras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memastikan akan terus berupaya melindungi peternak. Salah satunya dengan menjaga keseimbangan supply and demand dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC FS disesuaikan dengan demand ayam ras.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan, upaya pengendalian produksi DOC FS dilakukan melalui afkir dini PS dan cutting telur tetas (HE) fertil umur 19 hari. Dampak dari pengendalian produksi DOC FS berkorelasi positif terhadap pergerakan harga live bird (LB) membaik di tingkat peternak (>HPP).

Baca Juga

"Karena cutting HE dan afkir dini PS telah terbukti efektif secara signifikan berdampak terhadap perbaikan dan stabilitas harga ayam potong (livebird) di tingkat peternak," ujar Nasrullah, dalam siaran pers, Jumat (23/7).

Ia menjelaskan, peredaran DOC FS menjadi berkurang akibat afkir dini PS dan cutting HE, sehingga pembibit diarahkan tetap memprioritaskan penyediaan DOC FS kepada peternak UMKM dengan harga sesuai acuan Permendag.

Dalam kurun waktu Januari sampai Juli 2021 Ditjen PKH Kementan telah menerbitkan sebanyak 11 Surat Edaran (SE) Dirjen PKH tentang Pengendalian Produksi DOC FS melalui cutting HE dan afkir dini PS.

"Kementan telah berupaya melindungi peternak dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC, selain itu Kementan juga berupaya menjembatani pihak perusahaan dengan para peternak untuk mendapatkan solusi bersama," papar Nasrullah.

Berdasarkan data sistem Online Perunggasan Nasional pada tahun 2020 tercatat peredaran DOC FS sebagian besar yaitu 66,67 persen adalah ke peternak ekternal di luar kemitraan dan farm internal perusahaan pembibit. Sehingga kontribusi produksi karkas (daging ayam) dari internal perusahaan terintegrasi termasuk kemitraan adalah sebesar 33,33 persen.

Mengacu data distribusi DOC FS tersebut, potensi pengembangan ekternal farm di luar perusahaan integrator relatif besar dan berpotensi tinggi membanjiri LB di pasar tradisional (wet market). Namun, peredaran LB di pasar becek sulit dikendalikan dan rentan terhadap fluktuasi harga.

Harga komoditas pertanian seperti ayam potong (livebird) pada umumnya memang terbentuk dari mekanisme pasar. Pemerintah telah memberikan referensi harga sebagai acuan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 20 tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.

Ayam potong dalam bentuk hidup (livebird) merupakan komoditas pertanian yang rentan terhadap dinamika supply dan demand dan cenderung fluktuatif. Pandemi Covid-19 juga ikut mempengaruhi penurunan demand sehingga menekan harga ayam terpanen di kandang.

"Nah, ini yang membuat dampak secara langsung terhadap fluktuatif harga yang cenderung kontraksi menurun di bawah HPP tingkat peternak," ucap Nasrullah.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebut, sejatinya persoalan harga menjadi tugas fungsi Kementerian Perdagangan (Kemendag). Meski demikian, sejauh ini Kementan terus berkoordinasi dengan Kemendag (Ditjen Bapokting) dan mengundang rapat koordinasi perunggasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement