Jumat 23 Jul 2021 11:52 WIB

Abdo Al-Khatib Disiksa Aparat Israel Hingga Meninggal

Korban disebut disiksa dengan listrik dan dipukul sebelum kena serangan jantung.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Penjaga penjara Israel berdiri di pintu masuk penjara Ketziot di Israel selatan. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Yehuda Lachiani/Maariv
Penjaga penjara Israel berdiri di pintu masuk penjara Ketziot di Israel selatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pihak berwenang Israel menyiksa seorang tahanan Palestina sampai meninggal dunia. Abdo Al-Khatib berusia 43 tahun meninggal dunia setelah disiksa selama interogasi di pusat interogasi Al-Maskobiya di Yerusalem yang diduduki.

Pejabat media di Klub Tahanan Palestina, Amani Farahneh, mengatakan bahwa fakta tersebut didapatkan dari kesaksian yang dikumpulkan dari keluarga Al-Khatib dan sesama narapidana. Hasil dari kesakian yang ada menunjukkan bahwa dia menjadi sasaran sengatan listrik dan pemukulan.

Penyiksaan tersebut, menurut Farahneh, yang menyebabkan Al-Khatib mengalami serangan jantung, sehingga mengakibatkan kematiannya. Otopsi telah diminta untuk menentukan penyebab kematian Al-Khatib.

Al-Khatib merupakan seorang penduduk kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur yang diduduki. Dia adalah ayah dari empat anak dan istrinya sedang menunggu anak kelima. Dia ditangkap karena pelanggaran lalu lintas

Bulan lalu, sebuah video yang menunjukkan penjaga penjara Israel secara brutal menyerang narapidana Palestina menyoroti kebrutalan penyalahgunaan pendudukan terhadap tahanan Palestina. Menurut Perhimpunan Tahanan Palestina, sekitar 95 persen tahanan Palestina di Israel mengalami perlakuan buruk atau penyiksaan selama penahanan dan interogasi.

Dikutip dari Middleeastmonitor, sejak Israel memulai pendudukan militernya pada 1967, pasukan keamanan Israel telah memenjarakan hampir 800.000 warga Palestina. Sekitar 4.500 orang ditahan saat ini, lebih dari 350 di antaranya ditahan di bawah penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement