Jumat 23 Jul 2021 08:56 WIB

Kemenperin: Perbanyak Produk TIK Diproduksi di Tanah Air

Berbagai upaya dilaksanakan guna meningkatkan kualitas dan kapasitas industri TIK.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menunjukkan halaman situs direktori UMKM Indonesia, lakumkm.id yang dibuat untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Kemenkominfo meluncurkan Gernas BBI dengan mendorong transformasi digital di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) melalui pemberian stimulus maupun fasilitasi UMKM dan ultra mikro sekaligus mendorong kesadaran konsumen Indonesia memanfaatkan teknologi serta membeli produk dalam negeri.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menunjukkan halaman situs direktori UMKM Indonesia, lakumkm.id yang dibuat untuk mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Kemenkominfo meluncurkan Gernas BBI dengan mendorong transformasi digital di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) melalui pemberian stimulus maupun fasilitasi UMKM dan ultra mikro sekaligus mendorong kesadaran konsumen Indonesia memanfaatkan teknologi serta membeli produk dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat lebih banyak diproduksi oleh industri di Tanah Air. Langkah ini sesuai upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan substitusi impor dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

“Produk TIK ini sangat penting bisa diproduksi dalam negeri. Misalnya komputer tablet, laptop, desktop, router, printer dan speaker,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam paparan Konferensi Pers Virtual Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Sektor Pendidikan, Kamis (22/7).

Menperin menegaskan, berbagai upaya dilaksanakan guna meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi bagi industri TIK. Meliputi optimalisasi P3DN, terutama pengadaan barang dan jasa pemerintah, sehingga menciptakan kepastian pasar produk dalam negeri, serta penyusunan dan penerapan SNI (termasuk SNI Wajib) bagi produk TIK.

“Kami juga mendorong perusahaan TIK melakukan research and development (R&D) agar mereka mendapatkan super tax deduction sebesar 300 persen,” katanya. Kegiatan litbang itu, kata dia, akan diarahkan demi memproduksi chipset, karena saat ini secara global ketersediaan pasokannya terjadi kelangkaan.

“Hal itu berdampak kepada para produsen laptop di dalam negeri yang masih mengandalkan komponen impor. Dengan begitu, pemenuhan produk laptop bagi kebutuhan dalam negeri termasuk kebutuhan dari Kemendikbudristek menjadi terganggu supply-nya,” papar Agus.

Maka, Kemenperin bersama pelaku industri akan memfasilitasi peningkatan investasi guna memproduksi komponen TIK di dalam negeri. “Selanjutnya, kami menginisiasi Engineering Center untuk produk laptop,” ujar dia.

Tujuan Engineering Center tersebut yakni terbentuknya ekosistem laptop, mulai dari Intellectual Property (IP) hingga komponen utama dan pendukung produk laptop di dalam negeri. Hal ini dinilai peluang besar bagi pengembangan industri TIK di dalam negeri. Tidak hanya bagi industri skala besar, tetapi juga industri kecil.

“Berdasarkan perhitungan kami dengan para produsen laptop, apabila perakitan mencapai satu sampai dua juta unit laptop di dalam negeri. Maka akan mendorong Original Design Manufacturer (ODM) laptop bisa semakin tertarik memperkuat ekosistem laptop di Indonesia,” tutur Menperin.

Saat ini, sambungnya, dengan dukungan dari Kemendikbudristek, produk laptop yang bisa dirakit di dalam negeri sudah menembus 400 ribu unit. “Tentu kita akan memperluas pangsa pasar ini, dengan dukungan semua pihak untuk memperluas pangsa pasar laptop dalam negeri, termasuk komitmen dari pemerintah daerah agar bisa semakin menyerap produk laptop dalam negeri,” jelas dia.

Menperin optimistis, melalui terciptanya kepastian pasar yang berkelanjutan bagi produk laptop, akan mendorong para produsen lokal membuat Industrial Design (ID) atau model lokal, electrical design, dan mechanical design. Dengan begitu, akan mendorong efisiensi produksi laptop di dalam negeri dan mendongrak daya saing industrinya.

“Untuk menciptakan market sesuai dengan skala industri, perlu diinisiasi pembuatan laptop dengan standar dan design yang sama. Khususnya bagi kebutuhan pemerintah yang dapat dilakukan melalui pembentukan Engineering Center,” ujar Agus.

Menurutnya, Engineering Center tidak hanya memacu produksi laptop, tapi juga dapat digunakan mengembangkan industri semikonduktor di dalam negeri. Industri semikonduktor ini akan menjadi produk yang sangat strategis di masa mendatang, terutama pada era industri 4.0.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement