Kamis 22 Jul 2021 19:21 WIB

RS di Sumbar Kekurangan Oksigen

RS Unand Sumbar masih berusaha untuk mencari sumber pasokan oksigen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja membongkar muat tabung gas oksigen. Kenaikan kasus Covid-19 menyebabkan kebutuhan oksigen medis turut meningkat.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja membongkar muat tabung gas oksigen. Kenaikan kasus Covid-19 menyebabkan kebutuhan oksigen medis turut meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Beberapa rumah sakit di Sumatra Barat mengalami kekurangan stok liquid oksigen untuk kebutuhan perawatan pasien Covid-19. Direktur Utama RS Universitas Andalas (Unand), Yevri Zulfikar, mengatakan rumah sakit mereka turut menjadi rumah sakit rujukan penanganan pasien covid di Sumbar.

“Kebutuhan kami hanya sampai pukul 3 sore ini,” kata Yevri, Kamis (22/7).

Baca Juga

Yevri menjelaskan, saat ini terdapat 84 orang pasien yang sedang menjalani perawatan di RS Unand. RS pendidikan tersebut butuh oksigen 6 kubik sebanyak 250 tabung per hari. Sebelum pandemi, kebutuhan RS Unand untuk oksigen antara 70 sampai 80 tabung.

“Kalau biasanya pasien yang datang ke kami itu dengan gejala ringan hingga sedang, sekarang pasiennya kebanyakan yang berat dan kritis. Terbayang kan berapa banyak kebutuhan pasien-pasien seperti ini,” ucap Yevri.

RS Unand masih berusaha untuk mencari sumber pasokan oksigen. “Info yang kita dapat, vendor ini baru akan datang jelang Magrib nanti. Nah, sekarang kita cari oksigen-oksigen yang bisa dialihkan dari rumah sakit lain dulu,” kata dia menambahkan.

Rumah Sakit Hermina Padang juga mengalami hal yang sama. RS Hermina butuh 100 tabung.

"Tadi pagi seperti itu (kekurangan sekali), lalu kami cari rekanan. Alhamdulllah dapat  sesuai kebutuhan untuk hari ini,” kata  Direktur RS Hermina, Nanik Supriani.

Menurut Nanik, mereka mendapat pasokan 40 tabung yang diperkirakan bisa bertahan hingga pukul 20.00 nanti. Saat ini sudah dua hari rekanan mereka tidak bisa masuk.

"Syukur kami bisa dapat pasokan. Setidaknya bisa aman sampai jam 8 malam nanti,” ucap Nanik.

Walau mendapat pasokan, RS Hermina masih harus merogoh kocek lebih dalam. Kalau biasanya harganya Ro 55 ribu dari rekanan, tapi sekarang bisa sampai Rp 95 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement