Kamis 22 Jul 2021 18:16 WIB

Wah...Stok Oksigen di RSHS Bandung Terpakai Semua

Tanki oksigen likuid yang ada relatif tidak dapat terisi penuh di masa ini.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Petugas mengisi tabung oksigen.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Petugas mengisi tabung oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketersediaan oksigen di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Provinsi Jawa Barat terpakai semua untuk seluruh pasien Covid-19 dan non Covid-19 yang dirawat. Pihak manajemen berupaya agar oksigen di rumah sakit selalu tersedia untuk para pasien.

Plt Direktur Utama RSHS Bandung Irayanti mengatakan, saat ini, pihaknya memiliki 400 tabung oksigen yang dipakai di instalasi gawat darurat (IGD) dan tempat pelayanan yang lain termasuk untuk pasien Covid-19. Kebutuhan pemakaian oksigen untuk pasien Covid-19 relatif lebih banyak.

"Terpakai semua (400 tabung), sebetulnya kadang-kadang dalam sehari kadang-kadang kita ngisi dua kali karena kebutuhan oksigen masing-masing pasien itu beda," ujarnya, Kamis (22/7). 

Dia mengatakan, permasalahan yang muncul pasokan oksigen dari penyalur yaitu PT Aneka Gas tidak penuh sehingga mencari ke tempat yang lain. Meski begitu, Irayanti mengatakan, ketersediaan oksigen di RSHS relatif terkendali meski dalam satu waktu berada di level yang kritis. Pihaknya memiliki cadangan oksigen pada tanki.

"Ketersedian oksigen di RSHS sampai saat ini memang masih bisa kita kendalikan, walaupun kadang-kadang terjadi kritis oksigen juga yang ada di tempat kita ini karena kebutuhan pasien yang tidak bisa kita tunda," katanya.

Dia menambahkan, tanki oksigen likuid yang ada relatif tidak dapat terisi penuh di masa ini. Sebab, pemakaian yang dapat mencapai empat kali dari kondisi normal.

"Kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa melakukan supaya tidak sampai kosong tempat likuid tersebut," katanya. Irayanti menambahkan, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di RSHS dalam lima hari terakhir mengalami penurunan.

"Lima hari belakangan ini terjadi penurunan BOR baik itu tempat tidur ICU, maupun tempat tidur isolasi yang biasa. Nah untuk yang ICU juga terjadi penurunan biasanya di atas 90 persen namun sekarang sudah di bawah 80 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement