Kamis 22 Jul 2021 17:07 WIB

Harga Jagung Untuk Pakan Ternak Sudah Naik Sejak Awal Tahun

Harga pakan yang mahal merupakan isu bertahun-tahun tapi tidak jelas solusinya.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan (ketiga kiri) berbincang dengan pedagang ayam potong (ilustrasi). Kemendag mencatat, harga jagung untuk pakan ternak sudah naik sejak awal tahun ini.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan (ketiga kiri) berbincang dengan pedagang ayam potong (ilustrasi). Kemendag mencatat, harga jagung untuk pakan ternak sudah naik sejak awal tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga pakan unggas dalam beberapa waktu terakhir menyentuh Rp 8.000 per kilogram (kg), bahkan lebih. Bahan baku pakan ternak yakni jagung disebut sudah naik sejak awal tahun ini.

Diketahui, kenaikan harga pakan ternak dipicu oleh meningkatnya harga bahan baku yang digunakan untuk produksi. Baik bahan baku yang selama ini berasal dari impor maupun bahan baku lokal, yakni jagung.

Baca Juga

"Komoditas jagung menjadi salah satu komponen utama pakan yang sudah mengalami kenaikan harga sejak awal tahun ini," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, dalam webinar Pusat Kajian Pertanian dan Advokasi, Kamis (22/7).

Berdasarkan data Kementerian Pertaian, harga pembelian jagung di tingkat pabrik pakan selama Juni 2021 sebesar Rp 5.700 per kg. Harga itu, naik 43,9 persen dibandingkan Juni 2020 dan juga lebih tinggi 27 persen dari harga acuan pemerintah dalam Permendag Nomor 7 Tahun 2020.

Selain harga pakan, Oke menyampaikan, kondisi harga bibit ayam atau day old chicken (DOC) yang masih tinggi juga mempengaruhi kenaikan biaya produksi unggas. Hingga pekan ketiga Juli 2021, harga DOC mulai turun 20 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi sekitar Rp 5.225 per kg. Namun, harga itu juga masih 4,5 persen di atas harga batas bawah penjualan.

Oke mengatakan, industri perunggasan memiliki peran penting bagi pemenuhan protein hewani masyarakat. "Karena itu, pemerintah harus melakukan intervensi ketika terjadi masalah kenaikan harga produksi," kata dia.

Menurut catatan Kemendag, kontribusi daging ayam kepada ketersediaan protein sebesar 3,48 gram per kapita per hari. Itu setara dengan 57,2 persen dari penyediaan protein komoditas daging.

Pakar Pertanian IPB, Muladno, menambahkan, persoalan jagung yang mahal saat ini akiabt ketersediaan dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan industri pengguna. Sementara itu, dilakukan penutupan impor jagung sejak tahun 2016 lalu.

Mulando menilai, isu harga pakan yang mahal merupakan isu bertahun-tahun tapi tidak jelas solusinya. Sementara, data pemerintah yang tidak akurat membingungkan pelaku usaha. "Jagung sebagai makanan pokok ayam broiler masih terus dirundung masalah yang makin menggunung," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement