Kamis 22 Jul 2021 15:02 WIB

Anggota Parlemen AS Tuntut Perangi Islamofobia

Sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk berdiri dalam mendukung kebebasan beragama

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Muslim Anggota Konggres AS, Ilhan Omar.
Foto: Google.com
Muslim Anggota Konggres AS, Ilhan Omar.

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Anggota Parlemen Amerika Serikat Ilhan Omar dan Jan Schakowsky menuntut penunjukan utusan Departemen Luar Negeri untuk memerangi Islamofobia di tengah meningkatnya kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap Muslim di seluruh dunia.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Selasa, 25 anggota Partai Demokrat mengatakan Washington harus mengatasi masalah global yang sesungguhnya. Yakni mengatasi masalah anti-Muslim dengan menciptakan utusan khusus untuk memantau dan memerangi Islamofobia.

“Sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk berdiri dalam mendukung kebebasan beragama dan memperioritaskan masalah global Islamofobia,” tulis anggota parlemen.

Penandatangan surat tersebut termasuk rekan sesama Muslim Omar, yaitu Rashida Tlaib dan Andre Carson, serta Sara Jacobs, Alan Lowenthal, James McGovern dan Debbie Dingell yang mewakili komunitas Muslim besar di Michigan.

Surat itu mengutip laporan tahunan Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF), sebuah badan federal independen yang menyoroti penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim di seluruh dunia.

Laporan tahun 2021 menyebut China, India, dan Myanmar sebagai negara dengan perhatian khusus karena melanggar kebebasan beragama umat Islam. Pelanggaran tersebut termasuk kebijakan diskriminatif terhadap mayoritas Muslim.

“Selain kebijakan Islamofobia yang disponsori negara, kami telah melihat peningkatan dalam insiden kekerasan Islamofobia yang dilakukan oleh individu-individu yang terhubung dengan jaringan supremasi kulit putih transnasional,” kata anggota Kongres dalam surat mereka.

Jika dibentuk, posisi utusan untuk memerangi Islamofobia akan mirip dengan kantor utusan khusus untuk memantau dan memerangi anti-Semit.

“Dari kejahatan yang sedang berlangsung terhadap UIghur di China dan Rohingya di Myanmar dan pembatasan signifikan pada populasi Muslim di India dan Sri Lanka hingga memicu serangan Islamofobia di Amerika Utara dan Eropa, ini adalah masalah global yang harus ditangani Amerika Serikat,” tulis anggota parlemen.

Dilansir Middle East Eye, Kamis (22/7), surat para legislator itu bertepatan dengan laporan dari Council on American Islamic Relations (CAIR) yang mendokumentasikan tentang peningkatan insiden anti-Muslim selama serangan militer Israel di Gaza pada Mei.

Kelompok-kelompok Yahudi juga mencatat peningkatan kejahatan kebencian anti-Semit selama perang. Direktur Urusan Pemerintah CAIR Robert McCaw menekankan perlunya melawan kebencian anti-Muslim dan anti-Yahudi.

“Masalah anti-Semit dan Islamofobia saling terkait. Ketika supremasi kulit putih sayap kanan terus menargetkan kedua komunitas kami tidak hanya dengan kata-kata tapi juga serangan kekerasan, kedua masalah tersebut perlu dipantau oleh pemerintah AS,” kata McCaw.

Dia menambahkan para pendukung Muslim telah menyerukan penunjukan utusan AS untuk Islamofobia selama bertahun-tahun dan surat dukungan kongres meningkatkan seruan itu. ‘Islamofobia adalah fenomena global yang berdampak pada Muslim di AS dan luar negeri dan itu berdampak pada keselamatan Muslim di AS,” ujar dia.

Pada konferensi pers di Washington pada Rabu, Anggota Kongres dari Partai Demokrat Jacobs juga menekankan perlunya memerangi Islamofobia dan anti-Semit.

“Kita tahu Islamofobia dan anti-Semit sangat terkait. Sebagai wanita wanita Yahudi, saya menolak upaya untuk mengadu domba keduanya. Tak satu pun dari kita bebas, kecuali kita semua bebas. Itulah alasan saya bergabung dengan rekan-rekan saya untuk meminta Menteri Luar Negeri menunjuk utusan khusus memantau dan memerangi Islamofobia,” kata Jacobs.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement