Kamis 22 Jul 2021 12:13 WIB

Oezil Minta Semua Pihak Hentikan Rasialisme ke Bukayo Saka  

Saka luput menunaikan tugas sebagai penendang terakhir di adu penalti final Euro.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bukayo Saka dari Inggris terlihat sedih setelah kalah dalam adu penalti saat rekan setimnya menghiburnya
Foto: Al Jazeera.com
Bukayo Saka dari Inggris terlihat sedih setelah kalah dalam adu penalti saat rekan setimnya menghiburnya

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan bintang Arsenal Mesut Oezil mengatakan Bukayo Saka layak dihormati karena berani melangkah dalam kekalahan adu penalti di final Euro 2020 Inggris melawan Italia. Ia mendesak remaja itu untuk tetap kuat dalam menghadapi rasialisme.

Saka gagal mengeksekusi penalti yang menentukan dan menjadi sasaran pelecehan rasialisme di media sosial setelah pertandingan bersama dengan rekan setimnya Marcus Rashford dan Jadon Sancho, yang juga tidak dapat mengkonversi dari titik penalti. 

Oezil berempati dengan Saka atas patah hati terkait adu penaltinya dan memberikan dukungannya kepada pemain berusia 19 tahun itu dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky Sports News. 

"Saya sangat merasakan apa yang dialami Bukayo," kata Oezil. "Saya tahu dari pengalaman saya sendiri bagaimana rasanya gagal mengeksekusi penalti," ujarnya. 

"Di final, sebagai yang terakhir, untuk mengambil tanggung jawab seluruh bangsa sebagai pemain muda, saya hormat. Tidak banyak pemain yang berani melakukan itu," lanjut Oezil. 

Oezil, yang bermain untuk Jerman antara 2009 dan 2018, pensiun dari sepak bola internasional dengan alasan pelecehan rasialis. 

Saat itu dia men-tweet: "Saya orang Jerman ketika kami menang, tetapi saya adalah imigran ketika kami kalah," - sebuah pesan yang digemakan oleh banyak orang sebagai tanggapan atas pelecehan rasialis yang ditujukan kepada para pemain muda kulit hitam Inggris. 

Pemain berusia 32 tahun itu mengatakan, masalahnya tidak akan hilang. "Akan selalu ada orang yang melecehkan dan mengkambinghitamkan orang dari latar belakang dan warna kulit yang berbeda ketika mereka kalah," ujar sosok keturunan Turki ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement