Kamis 22 Jul 2021 02:35 WIB

Penyintas Covid-19 Masih Bisa Kembali Tertular

Virus juga bisa menyerang masyarakat yang telah melakukan vaksinasi,

Sejumlah warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gedung Serbaguna Cendrawasih, Jakarta, Rabu (21/7/2021). PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Jakarta Experience Board menyiapkan 2.000 vaksin COVID-19 jenis Sinovac bagi warga Ibu Kota guna mendukung program percepatan vaksinasi nasional.
Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Sejumlah warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gedung Serbaguna Cendrawasih, Jakarta, Rabu (21/7/2021). PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Jakarta Experience Board menyiapkan 2.000 vaksin COVID-19 jenis Sinovac bagi warga Ibu Kota guna mendukung program percepatan vaksinasi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Syahril Mansyur Sp.P mengatakan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan penyintas Covid-19 masih bisa terpapar virus lagi. Salah satunya adalah memiliki kontak erat dengan mereka yang terinfeksi.

"Penyintas bisa kena lagi, atau reinfeksi, apabila dia bertemu lagi dengan kontak erat atau pergi ke zona merah," kata dr. Syahril, Rabu (21/7).

Tak hanya menyerang penyintas, virus juga bisa menyerang masyarakat yang telah melakukan vaksinasi, tak terkecuali mereka yang sudah diberikan dua dosis vaksin sekali pun. Menanggapi hal tersebut, dr. Syahril menegaskan bahwa vaksin tidak 100 persen membuat tubuh menjadi kebal sepenuhnya dari paparan Covid-19. Vaksinasi akan menjadi efektif jika setidaknya masyarakat sudah 70-80 persen divaksin, dan kedisiplinan masyarakat menjalani protokol kesehatan.

"Vaksin tidak melindungi 100 persen sehingga menjadi kebal Covid-19. Maka dari itu, ada 70-80 persen komoditas agar divaksin untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Kalau yang divaksin sedikit, maka tidak ada dampak bahkan akan ada penularan," ujar dr. Syahril.

Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr. Esther Kristiningrum, mengatakan, bagi penyintas Covid-19 yang belum pernah mendapatkan vaksin, bisa mengikuti vaksinasi setidaknya tiga bulan setelah sembuh.

"Karena tujuan kita adalah bagaimana mencari herd immunity, maka sekarang yang diutamakan adalah mereka yang belum terkena Covid-19. Jika sudah pernah (terpapar virus corona), tubuh sudah membentuk antibodi terhadap Covid-19dan seiring berjalannya waktu, antibodi menurun," kata dr. Esther.

"Tapi, belum jelas berapa lama apakah antibodi akan menurun, sehingga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menganjurkan vaksinasinya setelah tiga bulan sembuh," imbuhnya.

Ia menambahkan, "Sebenarnya kalau sudah sembuh bisa saja (langsung vaksinasi). Namun, vaksin yang ada masih terbatas dan fokus ke herd immunity, sehingga diutamakan bagi yang belum terinfeksi Covid-19 karena belum ada kekebalan terkait Covid-19,".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement