Rabu 21 Jul 2021 17:43 WIB

Pemkot Bentuk Tim Trauma Healing Anak Terpapar Covid-19

Tim ini terdiri atas gabungan unsur dari pemda kota Malang dan instansi lainnya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Kota Malang membentuk tim trauma healing untuk anak penyintas Covid-19, Rabu (21/7).
Foto: Humas Polresta Malang Kota
Kota Malang membentuk tim trauma healing untuk anak penyintas Covid-19, Rabu (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Kota Malang membentuk tim trauma healing untuk anak yang terpapar Covid-19. Tim ini terdiri atas unsur Pemkot Malang, Dinas Kesehatan, kepolisian, TNI dan akademisi dari perguruan tinggi.

Setelah tim trauma healing terbentuk, mereka langsung bergerak menuju target utama. Sasaran mereka antara lain tiga anak yang sempat terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah Kedungkandang, Kota Malang. "Dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Wali Kota Malang, Sutiaji di Kota Malang, Rabu (21/7).

Ketiga anak ini merupakan bagian dari satu keluarga yang terpapar Covid-19. Kedua orang tua dari anak tersebut juga dilaporkan terlebih dahulu terpapar virus. Bahkan, ibu dari ketiga anak tersebut meninggal dunia akibat Covid-19 pada 17 Juli lalu. Sementara ayahnya tengah menjalani perawatan di RS akibat Covid-19.

Berdasarkan laporan yang diterima, kata Sutiaji, kediaman saudara maupun kerabat dari anak-anak tersebut sangat jauh sehingga tidak memungkinkan untuk menemani yang bersangkutan. Di samping itu, satu dari mereka merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebab itu, Sutiaji menilai, anak-anak tersebut harus mendapat penanganan serius seperti penyuluhan. 

Sutiaji memastikan, ketiga anak memperoleh kebutuhan yang memadai selama menjalani isolasi mandiri maupun setelahnya. Mereka mendapatkan suplai kebutuhan sehari-hari dan vitamin dari Puskesmas, kelurahan, RT serta RW masing-masing.

Untuk mendukung anak-anak tersebut, Sutiaji juga turut menyambangi kediaman mereka. Menurut Sutiaji, kegiatan ini menjadi salah satu upaya penyembuhan trauma (trauma healing) bagi penderita Covid-19. Pengalaman saat menjalani isolasi mandiri memiliki muatan emosi yang masuk ke memori dan dapat meninggalkan dampak psikologis, terlebih jika dialami oleh anak-anak. 

Berdasarkan situasi tersebut, Sutiaji meminta pendampingan baik dari psikolog maupun dukungan bersama dari warga setempat. "Nanti kalau ada kasuistis baru laporan ke kami, akan kami manage juga," ungkapnya.

Pada kesempatan sama, Sutiaji memberikan apresiasi terhadap program Satgas Malang Raya Trauma Healing (Sama Ramah) yang diinisiasi oleh Kapolresta Malang Kota, AKBP Bhudi Hermanto. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya sinergitas dan koordinasi hexahelix dalam rangka trauma healing korban Covid-19 di wilayah Kota Malang. 

Bidan Endah Purwati menegaskan, saat ini masa isolasi mandiri ketiga anak tersebut sudah selesai. Pasalnya, mereka telah dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan tes PCR Covid-19. Selanjutnya, anak-anak tersebut akan menjalani trauma healing dari tim yang sudah dibentuk.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement