Rabu 21 Jul 2021 12:20 WIB

Eks Penasihat PM Inggris Akui Ingin Gulingkan Boris Johnson

Eks Penasihat, Cummings menuduh Johnson tidak ingin memberlakukan kebijakan lockdown

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Foto: AP/Daniel Leal-Olivas/POOL AFP
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan penasihat utama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Dominic Cummings, mengatakan dia membahas kemungkinan menggulingkan Johnson tidak lama setelah kemenangan pemilihan pada 2019. Upaya itu dilakukan karena para juru kampanye Brexit dikesampingkan di kantor pemerintahan Inggris atau Downing Street.

"(Orang-orang) sudah mengatakan: 'Pada musim panas, kita semua akan pergi dari sini atau kita akan mencoba menyingkirkan (Johnson) dan memasukkan orang lain sebagai perdana menteri'," kata Cumming.

Baca Juga

Cummings mengatakan kepada BBC bahwa pada Januari 2020, setelah pemilihan November 2019, Johnson tidak memiliki rencana. Sedangkan pacar perdana menteri atau yang sekarang menjadi istrinya, Carrie Symonds, ingin mengalahkan Cummings dan mantan rekan Vote Leave dari keputusan penting pemerintah.

Sosok Cumming akhirnya membuat komentar dalam wawancara TV pertamanya sejak meninggalkan pekerjaannya tahun lalu. Dalam kutipan yang dirilis pada Senin (20/7), Cummings menuduh Johnson tidak ingin memberlakukan kebijakan lockdown virus corona kedua pada musim gugur 2020 karena orang-orang yang sekarat pada dasarnya berusia di atas 80 tahun. Downing Street mengatakan Johnson telah mengambil tindakan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian.

Pemerintah tidak segera menjawab permintaan komentar tentang pernyataan terbaru Cummings. BBC mengutip juru bicara pemerintah yang mengatakan para menteri sepenuhnya fokus pada pemulihan dari pandemi dan memulihkan ekonomi.

Cummings juga mengatakan bahwa siapa pun yang 100 persen yakin tentang manfaat dari Brexit memiliki masalah. Meskipun dia mengatakan keluar dari Uni Eropa tetap merupakan ide yang bagus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement