Selasa 20 Jul 2021 15:40 WIB

Baitulmaal Muamalat Olah Daging Kurban Jadi Rendang

Rendang bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu diolah lagi oleh yang menerimanya.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Laznas Baitulmaal Muamalat (BMM) siap sebarkan 1.900 daging kurban kemasan ke pelosok melalui program kurban Prioritas dengan distribusi hewan kurban dalam bentuk rendang kaleng atau #SmartkurbanKaleng. 
Foto: dok. BMM
Laznas Baitulmaal Muamalat (BMM) siap sebarkan 1.900 daging kurban kemasan ke pelosok melalui program kurban Prioritas dengan distribusi hewan kurban dalam bentuk rendang kaleng atau #SmartkurbanKaleng. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laznas Baitulmaal Muamalat (BMM) mengadakan program kurban prioritas dengan distribusi hewan kurban dalam bentuk rendang kaleng atau #SmartkurbanKaleng.

Direktur Eksekutif BMM, Novi Wardi menjelaskan, melalui #SmartkurbanKaleng, daging hewan kurban diolah menjadi rendang. Daging dikemas ke dalam kaleng dengan proses berstandar tinggi agar aman dan terjamin kualitasnya. Rendang kemasan kaleng kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga

"Terlebih di masa pandemi seperti saat ini dimana pandemi berimbas pada ekonomi masyarakat, bahkan hingga ke wilayah terluar Indonesia," ungkap Novi dalam keterangan tulis, Selasa (20/7).

Dari sisi pengemasan dan cara konsumsi, rendang dinilai jauh lebih praktis. Karena daging bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu diolah lagi bagi yang menerimanya dan juga lebih tahan lama, bahkan bisa disimpan hingga dua tahun dalam kondisi segel tertutup. 

Novi menjelaskan, sebelum melalui proses penyembelihan dan pengalengan, hewan kurban tentunya dirawat dan dipilih melalui kendali mutu yang baik. Hewan kurban yang dipilih juga dipastikan sudah sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Proses penyembelihan pun dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Secara keseluruhan, proses pengemasan rendang kaleng BMM yang dilakukan oleh mitra kami telah melalui standar dan sertifikasi halal MUI, BPOM RI, GDP, GMP, ISO 9001:2015 dan HACCP. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement