Selasa 20 Jul 2021 13:52 WIB

Menag Sebut tak Berangkatkan Haji karena Alasan Kemanusiaan

Alasan kemanusiaan untuk menjaga jiwa dan keselamatan mereka di tengah pandemi Covid-

Rep: Fuji E Permana/ Red: Joko Sadewo
IMenag Yaqut Cholil Qoumas  menyebut Indonesia kembali tidak memberangkatkan jamaah haji karena alasan kemanusiaan. (foto ilustrasi)
Foto: Dok Kemenag
IMenag Yaqut Cholil Qoumas menyebut Indonesia kembali tidak memberangkatkan jamaah haji karena alasan kemanusiaan. (foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyebut alasan pemerintah tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini, karena alasan kemanusiaan. Yaqut mengutip khutbah wukuf pada Haji Wada Rasulullah SAW, pada 14 abad silam. 

Menag mengucapkan selamat hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah kepada seluruh umat Islam di Tanah Air. Menurut Menag, Idul Adha mengingatkannya pada pesan penting Rasulullah SAW saat menyampaikan khutbah wukuf pada Haji Wada. Pesan Rasulullah SAW tersebut sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Wahai manusia sesungguhnya darahmu, hartamu, dan harga dirimu terjaga dan termuliakan. Tidak boleh ditumpahkan darahnya, tidak boleh diambil hartanya, tidak boleh dirusak harga dirinya. Sebagaimana mulianya hari Arafah, sebagaimana mulianya bulan Dzulhijjah, sebagaimana mulianya al Haramain," kata Menag mengenang pesan yang disampaikan Rasulullah SAW.

Pesan Arafah ini, menurut Menag, sangat jelas menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung nilai kemanusiaan. Atas alasan kemanusiaan juga, pemerintah tahun ini kembali memutuskan tidak memberangkatkan jamaah haji, untuk menjaga jiwa dan keselamatan mereka di tengah pandemi Covid-19.

 

Menag menambahkan, atas alasan kemanusiaan juga, pemerintah terapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Idul Adha 1442 Hijriyah. Karena angka positif harian Covid-19 masih meningkat.

"Mari junjung nilai kemanusiaan, jaga kesehatan di tengah pandemi. Tetap berada di rumah menjadi bagian ikhtiar kita bersama dalam memutus rantai penyebaran Covid-19," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika, Senin (19/7) malam.

Menag mengajak umat Islam manfaatkan momentum Idul Adha untuk mengagungkan asma Allah melalui takbir dan tahmid, bersyukur atas segala nikmat. Menag juga mengajak umat menjadikan Idul Adha di masa pandemi ini untuk wukuf, merenungkan keberadaannya sebagai makhluk kecil dan lemah.

"Tidak sepantasnya kita sombong dan menyombongkan diri. Tetap berikhtiar mengatasi pandemi lalu bertawakal. Jauhkan segala sifat caci maki dan saling menyalahkan. Mari bergandengan tangan, berupaya lahir dan batin agar pandemi ini bisa segera berakhir,” jelasnya.

Karena masih pandemi, Menag mengajak, optimalkan beribadah di rumah dan ber-Idul Adha dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan disiplin 5M. Yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement