Selasa 20 Jul 2021 12:44 WIB

Survei BI: Kredit Kuartal II Tumbuh Positif

Survei BI mencatat pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
KRL melintas dengan latar belakang permukiman penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta.  Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia yang dilakukan pada Juni 2021 mengindikasikan secara kuartalan (qtq) penyaluran kredit baru pada kuartal II 2021 tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 53,9 persen.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
KRL melintas dengan latar belakang permukiman penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta. Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia yang dilakukan pada Juni 2021 mengindikasikan secara kuartalan (qtq) penyaluran kredit baru pada kuartal II 2021 tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 53,9 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia yang dilakukan pada Juni 2021 mengindikasikan secara kuartalan (qtq) penyaluran kredit baru pada kuartal II 2021 tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 53,9 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis. Tertinggi pada kredit modal kerja dengan SBT 45,0 persen, diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi dengan SBT masing-masing sebesar 31,3 persen dan 13,3 persen.

"Sementara itu, pada kuartal III 2021 penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat," katanya dalam keterangan pers, Senin (19/7).

Terlihat dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 87,1 persen, lebih tinggi dibandingkan 53,9 persen pada kuartal II 2021. Peningkatan tersebut akan didorong oleh kredit modal kerja, diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi.

Standar penyaluran kredit pada kuartal III 2021 diprakirakan tidak seketat periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,3 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 1,2 persen pada kuartal sebelumnya.

"Aspek kebijakan penyaluran yang diprakirakan tidak seketat kuartal sebelumnya antara lain plafon kredit, jangka waktu kredit, perjanjian kredit, dan agunan," katanya.

Keseluruhan tahun 2021, hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 6,3 persen (yoy). Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement