Selasa 20 Jul 2021 03:45 WIB

China dan Mesir Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral

Mesir salah satu mitra strategis China yang paling penting di antara negara Arab

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi (kanan) dan Presiden China Xi Jinping, (ilustrasi). China dan Mesir telah menandatangani perjanjian pembentukan komite kerja sama antar-pemerintah.
Foto: AP
Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi (kanan) dan Presiden China Xi Jinping, (ilustrasi). China dan Mesir telah menandatangani perjanjian pembentukan komite kerja sama antar-pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- China dan Mesir telah menandatangani perjanjian pembentukan komite kerja sama antar-pemerintah. Tujuan dari hal itu adalah memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Perjanjian itu ditandatangani Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu Mesir Sameh Shoukry. Wang diketahui tengah melakukan kunjungan resmi ke Kairo. "Mesir adalah salah satu mitra strategis China yang paling penting di antara negara-negara Arab, di dunia Islam, di Afrika dan di antara negara-negara berkembang," kata Wang, dikutip kantor berita Xinhua pada Senin (19/7).

Wang mengungkapkan, negaranya menghargai Mesir atas dukungannya pada isu-isu yang menjadi kepentingan inti Beijing. China, ujar Wang, juga mendukung Mesir dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya. Dia menyebut China siap bekerja sama dengan Mesir untuk memperdalam penyelarasan strategi pembangunan.

Hal itu mencakup perluasan kerja sama dalam kapasitas produksi, infrastruktur, energi terbarukan, antariksa, serta industri baru dan teknologi. Wang mengungkapkan, China juga akan terus mendukung produksi vaksin lokal Mesir guna membantu negara tersebut memerangi Covid-19.

Sementara itu, Shoukry mengatakan negaranya menganut prinsip “satu-China” dan dengan tegas mendukung upaya Beijing menjaga kedaulatan serta keamanannya. Mesir juga  menentang intervensi asing dalam urusan internal China atas masalah yang berkaitan dengan Hong Kong, Taiwan, Tibet, dan Xinjiang.

"Mesir bersedia bekerja dengan China untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI), memperluas pertukaran antar-manusia dan budaya serta memelihara komunikasi tentang reformasi Dewan Keamanan PBB dan isu-isu internasional serta regional lainnya," kata Shoukry.

Dalam pertemuan itu, Wang dan Shoukry turut membahas beberapa isu regional seperti Suriah, Palestina, dan masalah nuklir Iran.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement