Senin 19 Jul 2021 19:10 WIB

Langkah BIN Gulirkan Vaksinasi Door to Door Diapresiasi

BIN melakukan vaksinasi dengan jemput bola dari rumah ke rumah

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Warga menerima suntikan vaksin di rumahnya saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dari pintu ke pintu (door to door) di Medan Helbetia, Medan, Sumatera Utara, Rabu (14/7/2021). Untuk mengurangi mobilitas warga di masa PPKM Darurat, Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar vaksinasi COVID-19 dengan skema door to door ke rumah warga dengan target 1.000 orang per hari.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Warga menerima suntikan vaksin di rumahnya saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dari pintu ke pintu (door to door) di Medan Helbetia, Medan, Sumatera Utara, Rabu (14/7/2021). Untuk mengurangi mobilitas warga di masa PPKM Darurat, Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar vaksinasi COVID-19 dengan skema door to door ke rumah warga dengan target 1.000 orang per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Langkah Badan Intelijen Negara (BIN) yang telah melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19) secara door to door diapresiasi. 

Pengamat sosial keamanan, Ir Djuni Thamrin, menilai langkah BIN ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi Covid-19.

Baca Juga

“Ini perlu terobosan, salah satunya seperti yang dilakukan BIN. Program dan tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh BIN membantu vaksinasi door to door patut diberikan apresiasi tinggi,” ujar Djuni dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (19/7).

Menurut dia, terobosan baru BIN tersebut perlu didukung oleh semua pihak bahkan perlu ditiru oleh pihak instansi lain. Karena, hal itu akan dapat membuat program vaksinasi cepat terealisasi. 

“Sebagian dari masyarakat kita harus dimaklumi, terkadang memang harus dilayani dengan jemput bola. Mak, cara-cara BIN ini saya sangat apresiasi. Selain dapat membuat akselerasi vaksinasi tercapai, juga dapat memberi pendidikan positif kepada publik,” ucapnya.

Pada saat kondisi seperti ini, menurut dia, semua pihak harus mengedepankan rasa kemanusiaan dan membuang egonya masing-masing. Dalam program vaksinasi ini, kata dia, yang penting tenaga teknisi di lapangan adalah orang yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan vaksinasi.

“Tapi soal siapa yang menggerakkan adalah nomor sekian yang tidak penting untuk diperdebatkan,” kata Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Universitas Bhayangkara ini.

Menurut Djuni, masyarakat tidak hanya harus mendukung BIN, tapi juga harus mendukung siapapun yang dapat menggerakkan proses vaksinasi ini. Apalagi, Indonesia masih tergolong Negara yang tingkat vaksinasinya rendah.

“Tindakan tersebut patut menjadi contoh baik bagi instansi lain, khususnya badan atau instansi pemerintah. Dalam situasi darurat seperti ini, tindakan yang mempercepat proses pemutusan penyebaran Covid-19 adalah ladang amal yang paling riil. Kita tidak boleh lagi berdebat, apalagi menolak jihad kemanusiaan ini,” jelasnya.

Dia menambahkan, negara-negara lain sudah sangat solid dalam menjalankan perang total terhadap Covid-19. Karena itu, menurut dia, masyarakat juga perlu mendukung penuh langkah-langkah yang diambil untuk mecegah penularan Covid-19.

“Sekarang waktunya untuk bertindak. Kita sebagai masyarakat dapat memberikan dukungan langsung buat membantu menyiapkan warga agar siap untuk divaksin. Negara yang segera dapat keluar menjadi pemenang terhadap pandemi adalah negara yang berdisiplin dan hasilnya kita bisa menyelamatkan bangsa dan masa depannya,” kata Djuni.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement