Senin 19 Jul 2021 16:20 WIB

Guru Besar IPB Apresiasi Naiknya Nilai Ekspor Pertanian Juni

Dengan kenaikan tersebut ekspor nonmigas secara nasional menyumbang 93,36 persen

Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan M Lutfi  (kanan) dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri)  serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) meninjau kontainer yang berisi komoditas pertanian saat  pelepasan ekspor bersama produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). Pelepasan ekspor komoditas pertanian Jatim di pelabuhan tersebut senilai Rp140 miliar dari total keseluruhan yang tersebar  di 52 pelabuhan di Indonesia sebanyak Rp1,2 triliun.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan M Lutfi (kanan) dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) meninjau kontainer yang berisi komoditas pertanian saat pelepasan ekspor bersama produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/3/2021). Pelepasan ekspor komoditas pertanian Jatim di pelabuhan tersebut senilai Rp140 miliar dari total keseluruhan yang tersebar di 52 pelabuhan di Indonesia sebanyak Rp1,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Guru Besar Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Muhammad Firdaus mengapresiasi pertumbuhan sektor pertanian dari waktu ke waktu. Perlahan tapi pasti, kata Firdaus, pertanian menjadi sebuah jawaban sekalibus harapan dalam membangkitkan ekonomi nasional.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021 mengalmi kenaikan sebesar 33,04 persen (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (Y-on-Y). Kenaikan terjadi setelah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah, kopi dan sarang burung walet memberi andil besar dalam ekspor selama Juni 2021

Dengan kenaikan tersebut maka ekspor nonmigas secara nasional menyumbang sebesar 93,36 persen dari total nilai ekspor Juni 2021 yang mencapai 18,55 miliar dollar atau naik sebesar 9,52 persen jika dibandingkan dengan ekspor pada Bulan Mei 2021.

"Berita baik dari BPS ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memang sektor yang menjadi tumpuan dan harapan untuk ekonomi kita tetap bisa bangkit pada saat pandemi covid 19 ini," ujar Firdaus, Senin, 19 Juli 2021.

Firdaus mengatakan, berbagai komoditas pertanian yang diekspor dari waktu ke waktu ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki beragam komoditi yang berpeluang besar menguatkan perdagangan internasional.

"Di luar negeri produk-produk semacam sarang burung walet, rempah tanaman obat termasuk juga didalamnya kopi dan teh saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Dan produk itu hanya dimiliki oleh kekayaan alam di Indonesia," katanya.

Adapun jika menilik perdagangan internasional, Firdaus menilai bahwa sektor pertanian masih menguat seperti dalam kondisi normal. Hal ini bisa dilihat dari berbagai laporan dan data yang disampaikan organisasi internasional seperti FAO dan WTO.

"Untuk di Indonesia sendiri sudah terbukti bahwa sektor pertanian baik di dalam negeri ataupun untuk pasar internasional tetap meningkat dan bahkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi utama. Karena itu, membangun pertanian dan terus meningkatkan nilai tambah dan sektor pertanian adalah tugas yang harus kita lakukan dengan sangat serius pada saat ini dan kedepannya," katanya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa kenaikan ekspor pada beberapa tahun ini merupakan bukti bahwa berbagai program di Kementerian Pertanian sudah berada di jalur on the right track, sesuai arahan pimpinan Syahrul Yasin Limpo.

"Kementan menjalankan program KUR (Kredit Usaha Rakyat), kemudian akselerasi ekspor melalui Geratieks (gerakan tiga kali ekspor) yang mengakomodir semua pelaku usaha untuk membuka peluang lapangan kerja yang bermuara pada ekspor dan kesejahteraan petani. Semua program tersebut sudah berjalan dalam koridor yang ada," katanya.

Sementara itu, konsistennya pertumbuhan sektor pertanian di masa pandemi ini tidak lepas dari kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern. Kenaikkan NTP, NTUP dan ekspor pertanian adalah bukti bahwa sektor ini menjadi bantalan perekonomian bangsa ditengah pandemi covid 19.

"Apalagi kebijakan dan intervensi pemerintah dari hulu hingga hilir terus membuahkan hasil positif untuk pertanian dan pangan. Mentan Syahrul Yasin Limpo terus mendorong kebijakan dengan menjaga keseimbangan intervensi program di hulu dan hilir," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement