Ahad 18 Jul 2021 00:11 WIB

BNPB: 19.121 Warga Kapuas Hulu Terdampak Banjir

Banjir di beberapa wilayah Kapuas Hulu ini terjadi sejak 13 Juli 2021

Sejumlah warga menyantap makanan di sebuah warung yang terendam banjir di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (ilustrasi)
Foto: JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA
Sejumlah warga menyantap makanan di sebuah warung yang terendam banjir di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PUTUSSIBAU -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada penambahan warga terdampak banjir di Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dengan total menjadi 7.357 kepala keluarga (KK) atau 19.121 jiwa. "Dari laporan perkembangan dan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu pukul 10.00 WIB pada 17 Juli 2021 ada penambahan warga terdampak banjir, menjadi 19.121 jiwa yang tersebar di sejumlah kecamatan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui siaran pers di Putussibau Sabtu (17/7).

Warga Kapuas Hulu terdampak banjir yang terjadi sejak 13 Juli 2021 itu terbagi di beberapa wilayah kecamatan, yaitu di Kecamatan Hulu Gurung sebanyak 1.147 KK atau 4.112 jiwa dan Kecamatan Silat Hulu sebanyak 1.841 KK atau 6.821 jiwa. Kecamatan Boyan Tanjung sebanyak 3.879 KK atau 6.537 jiwa, di Kecamatan Pengkadan sebanyak 190 KK atau 569 jiwa, Kecamatan Bunut Hulu sebanyak 118 KK atau 472 jiwa dan di Kecamatan Silat Hilir sebanyak 182 KK atau 610 jiwa.

Baca Juga

Untuk pengungsi, BPBD Kabupaten Kapuas Hulu mencatat sedikitnya ada 422 KK atau 1.681 jiwa. Mereka terpaksa mengungsi akibat banjir tersebut. "Dalam hal ini, jumlah warga yang mengungsi antara lain di Desa Nanga Luan sebanyak 126 KK atau 605 jiwa, Desa Entebi sebanyak 113 KK atau 466 jiwa dan di Desa Bongkong sebanyak 182 KK atau 610 jiwa," kata Abdul Muhari.

Kemudian untuk kerugian materi,sejauh ini tercatat ada 5.002 unit rumah terendam dan 217 fasilitas umum terdampak. "Hingga saat ini, anggota BPBD Kabupaten Kapuas Hulu bersama tim gabungan dari unsur TNI, Polri dan lintas instansi terkait masih berjibaku melanjutkan pendataan di lokasi," kata Abdul Muhari.

Adapun kendala yang dihadapi masih sama, yakni terbatasnya jaringan komunikasi selular sehingga menghambat kinerja pendataan oleh tim di lapangan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement