REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemimpin negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sepakat bekerja sama untuk mendorong akses yang adil dan merata terhadap vaksin Covid-19.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan hal itu tertuang dalam pernyataan resmi 'leaders statement' yang dihasilkan dari pertemuan KTT informal APEC pada Jumat.
Presiden RI Joko Widodo ikut menghadiri pertemuan yang dipimpin Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern secara virtual.
Retno mengungkapkan leaders statement tersebut juga menyoroti pentingnya pembukaan lapangan kerja baru dan pemulihan ekonomi yang inklusif.
"(Kemudian) reformasi struktural untuk mendukung adaptasi pekerja dan pelaku bisnis, termasuk lewat transformasi digital dan perdagangan investasi serta integrasi ekonomi kawasan untuk mendorong pemulihan ekonomi," kata Retno dalam konferensi pers daring, Jumat malam.
Adapun pertemuan tersebut digelar atas usul Selandia Baru sebagai ketua APEC pada tahun ini. Pertemuan tambahan ini secara khusus membahas kolaborasi APEC dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Menlu Retno mengungkapkan jumlah kasus Covid-19 di tingkat global meningkat sekitar 15 persen dalam seminggu belakangan. Menurut dia, ada pula beberapa anggota APEC yang mengalami kenaikan kasus lebih dari 100 persen.
Sejauh ini, kata Retno, APEC sudah menyepakati sejumlah komitmen terkait penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. “Pernyataan bersama untuk mempercepat WTO Trade Facilitation Agreement untuk mendukung kelancaran rantai pasok vaksin Covid-19 dan barang terkait lainnya yang dikeluarkan pada tahun ini juga,” ungkap Retno.
Salah satu negara anggota APEC yang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yakni Indonesia. Indonesia memiliki total lebih dari 2,78 juta kasus positif Covid-19, termasuk penambahan 54.000 pasien baru pada Jumat.
Indonesia melaporkan 1.205 kasus kematian akibat Covid-19 pada Jumat, yang merupakan catatan harian tertinggi selama pandemi. Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan, total kasus kematian menjadi 71.397.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
