Jumat 16 Jul 2021 15:49 WIB

Dua Warga Kolombia Diduga Dalangi Pembunuhan Presiden Haiti

Warga Kolombia itu diduga menghubungi sejumlah kontak untuk terlibat dalam operasi.

 Seorang petugas polisi Haiti berdiri di luar kediaman Presiden Jovenel Moise sementara agen FBI memeriksa bagian dalam tempat itu, di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 15 Juli 2021. Presiden Moise dibunuh di kediaman pada 7 Juli.
Foto: AP/Matias Delacroix
Seorang petugas polisi Haiti berdiri di luar kediaman Presiden Jovenel Moise sementara agen FBI memeriksa bagian dalam tempat itu, di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 15 Juli 2021. Presiden Moise dibunuh di kediaman pada 7 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID,  HAVANA -- Otoritas Kolombia pada Kamis mengungkapkan bahwa dua warganya merencanakan dan mengorganisir pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada 7 Juli.  Mereka menghungi sejumlah kontak untuk terlibat dalam aksi itu.

"Kami tahu bahwa warga Kolombia, German Rivera dan Duberney Capador, berpartisipasi dalam aksi pembunuhan, yang awalnya merupakan operasi penangkapan presiden Haiti," ungkap Direktur Jenderal Kepolisian Jorge Luis Vargas.

Baca Juga

"Untuk aksi ini mereka menghubungi lebih banyak orang di negara kami," terang dia.

Sekelompok warga Kolombia diduga menyerbu rumah Moise dan menembaknya 12 kali. Delapan belas diantaranya sudah ditahan dan tiga lainnya ditembak mati polisi.

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/dua-warga-kolombia-diduga-dalangi-pembunuhan-presiden-haiti/2306279.

Keluarga dari beberapa tersangka di Kolombia mengatakan kepada media bahwa keluarganya pergi ke Haiti untuk bekerja sebagai pengawal.

Pada Kamis, Presiden Kolombia Ivan Duque mengungkapkan sejumlah orang memang sudah mengetahui rencana aksi itu. "Sejumlah orang tiba di Haiti untuk misi perlindungan, tetapi sebagian dari mereka diam-diam merencanakan aksi kejahatan untuk membunuh presiden Haiti," beber dia.

Di hari yang sama, Pentagon mengungkapkan bahwa beberapa tersangka dari Kolombia menerima pelatihan militer dari AS. Capador dan Rivera memasuki Haiti pada 10 Mei melalui Republik Dominika.

Aksi pembunuhan di Haiti telah mendorong negara itu ke dalam kekacauan. Sehari sebelum kematiannya, Moise menunjuk perdana menteri baru yang akan menjabat akhir pekan itu. Haiti dijadwalkan mengadakan pemilihan presiden dan legislatif pada 26 September mendatang.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement