Kamis 15 Jul 2021 20:11 WIB

Penemuan Baru di Yerusalem, Hamas: Israel Palsukan Sejarah

Pengumuman itu dinilai bagian dari rencana Israel melakukan Yudaisasi Yerusalem

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Yerusalem
Foto: AP
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas sebut Israel memalsukan sejarah usai klaim penemuan bagian baru tembok kota Yerusalem yang dibangun selama periode Kuil Pertama, Rabu (14/7). Juru bicara Hamas Muhammad Hamadeh memperingatkan Israel agar tidak menyebabkan kerusakan dan perusakan di area kompleks Masjid Al- Aqsa.

"Memalsukan sejarah dan memutarbalikkan fakta tidak akan membantunya, dan Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Palestina dan identitas Islam Arabnya," ujar Hamadeh dikutip dari Jerusalem Post.

Baca Juga

The Antiquities Authority (IAA) mengumumkan bahwa bagian tembok yang sebagian besar dihancurkan oleh tentara Babilonia pada 586 SM telah ditemukan oleh para arkeolog di Taman Nasional Kota David. Namun, Hamadeh menolak pengumuman itu dan menuduh Israel memalsukan dan mencuri sejarah.

Hamadeh mengatakan bahwa pengumuman itu adalah kelanjutan dari pengumuman sebelumnya terkait dengan dugaan Kuil. Hasil tersebut dinilai mewakili kelanjutan pendekatan Israel berdasarkan pemalsuan dan pencurian sejarah kota suci.

Pengumuman itu pun dinilai  bagian dari rencana Israel untuk melakukan Yudaisasi Yerusalem dan melenyapkan identitas Islam Arab "Agresi pendudukan tidak berhenti pada batas memalsukan sejarah. Sebaliknya, ia berusaha mengubah kenyataan. Pengumuman dugaan penemuan ini datang bersamaan dengan perjanjian normalisasi [antara Israel dan empat negara Arab] yang memberikannya perlindungan internasional," katanya.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh meminta Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB untuk memeriksa penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Aqsa. Dia meminta PBB mencegah rencana yang dimaksudkan dari Otoritas Barang Antik Israel untuk memperluas terowongan yang terletak di bawah Tembok al-Buraq atau Tembok Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement